Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menyambut hangat kunjungan lima delegasi dari unsur Gereja Ortodoks Rusia di kantor sekretariat Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), di Jakarta, Sabtu. "Kami senang menerima delegasi dari Gereja Ortodoks Rusia," katanya di sela-sela perbincangan dengan delegasi. Kelima delegasi yang hadir dalam kunjungan tersebut adalah Episkop Agung Hilarion untuk wilayah Australia dan Selandia Baru, Wakil Ketua Departemen Hubungan Gereja Luar Negeri Patriarkhat Moskow dan seluruh Rusia Episkop Mark Ygorievk, Ketua Umum serta Pendiri Gereja Ortodoks Indonesia Arkhimandrit Daniel Biyantoro, Igumen Sofroni dari Gereja Ortodok Sydney-Australia, dan Juru Baca Alexander Paramonov. Pertemuan antara Din dan delegasi berlangsung akrab. Perbincangan mereka umumnya mengambil topik seputar Gereja Ortodoks Rusia dan Islam. Di sela-sela perbincangan itu Din mengatakan kunjungan tersebut diharapkan dapat menjalin kerja sama antar umat beragama yang dipandang penting untuk membentuk "kekuatan baru" guna mewujudkan perdamaian di dunia. Kerja sama antara umat Islam dan jemaat Ortodoks diharapkan dapat mendukung terbentuknya kekuatan itu. "Islam dan Ortodoks perlu bekerja sama termasuk antara Indonesia dan Rusia. Kerja sama ini harus terus dilakukan," katanya. Episkop Agung Hilarion mengatakan kunjungannya ke Muhammadiyah adalah untuk mempererat hubungan antara umat beragama. "Saya harapkan hubungan damai antara dua agama ini (Islam dan Ortodoks) terus dikembangkan," katanya. Hal serupa juga disampaikan Episkop Mark Ygorievk. Ia mengatakan umat Islam mayoritas di Indonesia, namun penganut agama lain dapat menjalankan ibadahnya tanpa tekanan. Menurut Daniel Biyantoro, kunjungan mereka untuk bertemu dengan Din Syamsuddin juga guna menegaskan kesatuan jemaat Gereja Ortodoks di luar dan di dalam Rusia. "Kunjungan para delegasi ini fokus pada sosialisasi reunifikasi gereja Ortodoks di Rusia karena di Indonesia juga terdapat dua kelompok yang punya afiliasi berbeda," kata Daniel. Ia menjelaskan saat revolusi Bolshevik yang terjadi di Rusia pada tahun 1917, Gereja Suci diambil alih sehingga umat Gereja Ortodoks Rusia yang berada di luar negara tersebut tidak dapat masuk kembali. Revolusi menyebabkan kaum Gereja Ortodoks terbelah menjadi dua yaitu kelompok yang bertahan berjuang di dalam Rusia untuk melawan tirani pemerintah dan kelompok kedua adalah jemaat Gereja Ortodoks yang berjuang di luar Rusia. Pada 1920, ujarnya, kelompok di luar Rusia mendirikan Russian Orthodox Church Outside of Russia (Rocor) di Serbia. "Hubungan antara Rocor dan Gereja di Rusia menjadi tegang," katanya, sambil menambahkan telah ada upaya untuk menghilangkan kesalahpahaman yang terjadi dan melakukan reunifikasi pada Maret 2007 di Rusia. Setelah berkunjung ke Muhammadiyah, kata Daniel, delegasi juga akan berkunjung ke Solo dan Bali. "Selain dalam rangka kunjungan keagamaan, para delegasi juga ingin melihat Candi Borobudur," katanya sambil tersenyum. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007