Banda Aceh (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Aceh menyatakan, masyarakat selaku konsumen tranportasi udara membutuhkan kepastian bahwa tiket pesawat benar-benar telah diturunkan pemerintah dengan memberlakukan tarif batas bawah.
"Sekarangkan, konsumen itu hanya menunggu kepastian. Kalau kabar turun, turun, itu sudah dua bulan lalu kita dengar. Tetapi, belum ada realisasinya," terang Sekretaris ASITA Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Kamis.
Ia mengaku, melalui induk organisasi tersebut dan pelaku usaha sejenisnya yang berada di Jakarta telah berulang kali bertanya terkait efektif pemberlakuan penurunan tiket pesawat domestik baik melalui regulator maupun perusahaan maskapai, namun baru sekedar rencana.
Padahal tingginya harga tiket pesawat untuk rute domestik hingga kini masih dikeluhkan konsumen, dan mengancam bakal mematikan sektor pariwisata akibat minimnya tingkat kunjungan wisatawan Nusantara terutama ke Pulau Weh di Kota Sabang, Aceh.
"Kalau turun, itu yang diharapkan konsumen di 'peak season" kali ini. Cuma apa mungkin turun?. Kabar terakhir dari PT Angkasa Pura I mengakui bahwa mereka telah kehilangan penumpang 3,5 juta orang di kuartal I tahun ini akibat harga tiket pesawat yang tinggi," ucapnya.
Ia mengatakan, maskapai penerbangan di Tanah Air tidak mungkin menurunkan harga tiket pesawat domestik hingga mencapai 70 persen seperti keadaan semula.
"Ini kan masanya 'peak season', saya kok jadi pesimis. Karena mau menjelang hari raya (Idul Fitri). Tidak diturunkan tiket saja, orang mau beli. Biasanya 15 hari puasa, hingga 15 hari setelah Lebaran," kata Totok.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kemarin menyebut, tarif batas atas tiket pesawat akan turun sebanyak 15 persen.
Luhut dalam kegiatan "Afternoon Tea" dengan wartawan mengatakan, pihaknya telah mendapatkan laporan mengenai rencana itu dan telah disetujui semua pihak termasuk maskapai.
"Akan turun harga 15 persen. Garuda juga sudah bilang iya. Rini (Menteri BUMN) kan juga sudah bilang," katanya.
Menurut Luhut, penurunan tarif batas bawah itu seharusnya tidak akan mengganggu kinerja perseroan. Ia pun menyebut nantinya akan ada evaluasi.
Atas keluhan masyarakat yang menilai harga tiket pesawat yang masih tinggi hingga saat ini, Luhut meminta agar masyakat bisa tenang dan menunggu.
Luhut menyebut pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga tiket pesawat, salah satunya adalah dengan membuka kesempatan swasta untuk masuk ke bisnis avtur.
Dengan demikian, Pertamina akan berkompetisi untuk bisa memberikan layanan penjualan avtur sehingga harga diharapkan bisa kompetitif.
"Kita beda dengan Singapura (harga avtur) hampir 25 persen. Kita tidak mau ada beda jauh. Singapura udara saja impor, masak minyaknya lebih murah dari kita," katanya.
Baca juga: Luhut sebut tarif batas atas tiket pesawat turun 15 persen
Baca juga: Tiket pesawat meresahkan, Menko Perekonomian: pemerintah turun tangan
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019