Jakarta (ANTARA) - Ahli nutrisi, Dr Hamid Jan asal Malaysia mengatakan pilihan menu makanan sehat saat sahur sangat penting agar tetap bugar menjalankan aktivitas sampai dengan berbuka nantinya.
"Problem di Kuala Lumpur dan Jakarta hampir sama, masyarakatnya tidak sempat untuk memasak makanan karena harus mengejar waktu untuk berkerja," kata Hamid saat menyampaikan hasil survei mengenai makan pagi sehat yang diselenggarakan Herbalife Indonesia, Kamis.
Padahal, menurut dia, makanan sehat itu berasal dari bahan dasar yang dimasak, kalau tidak ada waktu untuk memasak maka solusinya haruslah bangun lebih awal untuk menyiapkan makan pagi.
Survei yang diselenggarakan di 11 negara seperti Australia, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam melibatkan 5.500 responden mengungkapkan kebiasaan makan pagi di negara-negara tersebut.
Sebagai gambaran sedikit perbedaan kebiasaan makan pagi di Indonesia dengan di Malaysia. Bagi orang Indonesia sarapan sehat di pagi hari dengan mengonsumsi kombinasi telur dan susu, sedangkan di negara tetangga beranggapan sarapan sehat itu kombinasi teh dan telur.
Senior Director & General Manager Herbalife Nutrition Andam Dewi mengatakan sangat senang mengetahui masyarakat Indonesia memahami pentingnya manfaat sarapan sehat di pagi hari.
"Sebagai perusahaan nutrisi, Herbalife Nutrition mengakui dengan melakukan sarapan sehat tubuh kita dapat menerima manfaat guna menjaga kesehatan pencernaan, kesehatan otot, kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan dalam jangka waktu yang lama," ujar dia.
Terkait waktu ideal melakukan sarapan, mayoritas responden Indonesia (75%) memilih dua hingga tiga jam setelah bangun tidur di pagi hari. Sementara untuk lokasi melakukan sarapan, mayoritas responden Indonesia (71%) memilih melakukannya di rumah sebelum berangkat beraktivitas.
Berikut penilaian makan pagi sehat di sejumlah negara telur dan susu (Indonesia Filipina, Thailand, Vietnam), air putih dan buah (Australia), susu kedelai dan sereal (Hongkong), susu dan roti tawar (Jepang), air putih dan nasi (Korea), telur dan teh (Malaysia), teh dan oatmeal (Singapura), dan susu kedelai dan telur (Taiwan).
Survei juga menyebutkan 77 persen responden Indonesia menjadikan faktor makanan sehat sebagai faktor utama dalam menentukan pilihan menu sarapan khasnya dibanding 52 persen responden yang memilih rasa sebagai pertimbangan utama.
Responden juga memilih makanan pagi karena pertimbangan sehat (64%), penyajiannya muda 60%, Makanan bernutrisi (59%), dan rasa makanan (52%)
Di samping itu, responden Indonesia menilai beberapa pihak memberikan pengaruh positif dalam mengkonsumsi sarapan sehat setiap harinya, yakni keluarga (78%), Media (26%), teman (25%), dan ahli nutrisi (25%)
Sementara keterbatasan (62%) waktu menjadi penghalang utama responden Indonesia dalam memutuskan untuk mengkonsumsi sarapan sehat, di samping terlalu banyak hal yang perlu disiapkan (31%), tidak mau repot (31%) dan butuh banyak biaya (26%).
Survei ini juga meangungkapkan (67%) mengaku melakukan sarapan sehat karena didorong oleh kenyamanan (rasa dan kemudahan) serta 43 persen mengaku sarapan untuk mendapatkan manfaat kesehatannya serta 33 persen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019