Denpasar (ANTARA News)- Wakil Presiden Republik Mimpi (RM), Jarwo Kuat serta sejumlah pejabat dan tokoh lain dalam acara Neswdotcom di Metro-TV, sepakat meyerukan perlunya dilakukan keadilan iklim pada masyarakat internasional. Ini artinya, masyarakat internasional senasib dan sepenanggungan dalam upaya memecahkan masalah perubahan iklim di muka bumi, kata Wapres RM di hadapan peserta Rembuk Publik mengenai lingkungan, di wantilan DPRD Bali di Denpasar, Sabtu. Sedikitnya, 200 peserta yang sebagian besar pentolan LSM dari sejumlah negara, tampak hadir dalam acara yang digelar berkaitan dengan Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Nusa Dua itu. Kepada para delegasi yang ambil bagian dalam konferensi, Wapres RM yang tampil mendominasi pegelaran, menyerukan agar mereka depat membawa aspirasi masyarakat dunia yang menuntut keadilan iklim. Untuk mencapai hal tersebut, negara-negara maju yang adalah pembuang gas emisi karbon terbesar ke atmosfer bumi, dapat melakukan sesuatu yang menyentuh prinsip keadilan bagi negara-begara berkembang yang tercatat paling menderita akibat perubahan iklim, kata Wapres RM. Penyampaian pesan-pesan lingkungan tersebut, disampaikan kru Republik Mimpi dengan nada dan tindak-tanduk kocak, sehingga mengundang tepuk tangan, sorak dan gelak tawa hadirin. Sementara Presiden RM, Si Butet Yogya tampak berhalangan hadir pada kegiatan yang diprakarsai Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan beberapa LSM lingkungan lainnya. Pembawa acara sempat mempermaklumkan bahwa Presiden RM tidak hadir dalam acara tersebut, sehubungan acaranya digelar di negeri tetangga, Indonesia. Seperti kebiasaan yang selama ini dilakukan, Presiden dan Wapres tidak boleh berbarengann pergi ke luar negeri, sebab akan membuat kekosongan pemimpin pemerintahan di Republik Mimpi, kata pembawa acara, disambut gelak tawa hadirin. Dalam acara yang akan ditayangkan di Metro-TV pada hari Minggu mendatang, juga menampilkan seorang pakar lingkungan dari Kolombia, Hella Brando, dan Direktur Eksekutif Walhi Indonesia, Chalid Muhamad. Usai Rembuk Publik, para peserta dengan diiringi "bleganjur", musik tadiosional Bali dan ketipung, menggelar unjuk rasa keliling seputar Lapangan Renon Denpasar, menyerukan dunia dapat menekan pencemaran emisi karbon.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007