Bandarlampung (ANTARA News) - Partai Politik (parpol) dinilai telah gagal dalam menjalankan fungsi untuk mewujudkan akuntabilitas politik dalam mencerdaskan masyarakat, kata salah satu pengamat politik di FISIP Universitas Lampung (Unila). Menurut Drs Syarief Makhya MS, dosen FISIP Unila, di Bandarlampung, Sabtu, parpol yang semestinya bisa menjalankan pendidikan politik ternyata sampai saat ini belum mampu menghasilkan masyarakat yang cerdas dan kritis secara politis. "Substansi pendidikan politik itu belum berjalan, terutama bagi kalangan masyarakat bawah," kata Pembantu Dekan I FISIP Unila itu pula. Akibatnya parpol juga tidak dapat menunjukkan akuntabilitas politik kepada publik, tapi lebih banyak proses yang terjadi secara tertutup atau tidak transparan yang memungkinkan terjadi praktik politik tercela di baliknya, sehingga merugikan kepentingan masyarakat. Syarief melihat, kegagalan fungsi pendidikan politik yang dijalankan parpol itu, antara lain akibat kecenderungan memilih jalan dan proses politik yang bermasalah dan dimonopoli para elite politik bersangkutan. Menurut dia, dalam pemilu, pemilihan legislatif maupun kepala daerah, parpol umumnya mendorong untuk mengkondisikan masyarakat calon pemilih tidak menjadi cerdas dan kritis, tapi lebih menggiring pada proses mobilisasi massa untuk kepentingan politik sesaat. Akibatnya sejumlah desakan untuk memperbaiki sistem politik dan demokrasi yang disuarakan publik, seperti perubahan sistem proporsional tertutup menjadi terbuka, adanya calon independen (perseorangan) dan perbaikan praktik politik lainnya, sampai sekarang belum dapat dijalankan secara utuh. "Semuanya masih bertumpu pada monopoli elite politik, sehingga masyarakat dipaksa memilih alternatif yang sebenarnya tidak layak, tapi itulah yang tersedia," demikian Syarief Makhya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007