Jakarta (ANTARA) - Pakar ekonomi sekaligus Direktur Eksekutif Core, Mohammad Faisal mengatakan, penerimaan negara dari sektor cukai cukup memenuhi ekspektasi.
"Tahun ini ada peningkatan penerimaan cukai sangat signifikan. Sepanjang triwulan pertama tahun ini realisasi penerimaan cukai mencapai 13 persen, jauh lebih tinggi dibanding triwulan 1 tahun lalu yang hanya 5 persen," ungkap Faisal dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.
"Pertumbuhannya selama triwulan 1 secara year of year (yoy) juga 167 persen, padahal tahun lalu hanya 16 persen," katanya.
Adapun terkait rencana pemerintah yang akan mengenakan tarif cukai ke sejumlah produk seperti plastik, makanan dan minuman yang mengandung zat pemanis, Faisal menyarankan agar Pemerintah perlu mempertimbangkan kenaikan cukai untuk produk-produk tersebut karena berkaitan dengan industri hilir makanan minuman yang memiliki sumbangan besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja nasional.
Untuk saat ini, menurutnya, di mana pertumbuhan sektor manufaktur masih melambat sebaiknya tinjau dulu kebijakan diterapkan pengenaan cukai.
"Apalagi kita masih harus menjaga daya beli masyarakat, pengenaan cukai juga tidak akan efektif mengurangi penggunaan plastik dan konsumsi kalori atau gula oleh masyarakat," katanya.
Dikatakannya, secara umum harus diakui dan diapresiasi bahwa pemerintah cukup berhasil dalam menggenjot sektor penerimaan negara dari sektor cukai ini.
"Kalau melihat di triwulan 1 tahun ini sudah bagus. Tapi ingat, cukai itu fungsi utamanya adalah instrumen pengendalian terhadap barang-barang yang punya eksternalitas negatif, jadi tujuannya bukan untuk mendorong penerimaan negara," katanya.
Baca juga: Penerimaan bea dan cukai diprediksi lampaui target Rp194,1 triliun
Baca juga: BC siap lakukan penindakan untuk pengamanan target penerimaan 2019
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019