Jakarta (ANTARA News) - Indonesia telah menyiapkan dua saluran (channel) pembiayaan lingkungan hidup bagi donor asing sebagai hasil dari Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (UNFCCC) yang digelar di Bali, 3-14 Desember 2007.
"Kedua `channel` itu, yaitu pembiayaan bilatreal dan melalui `trust fund` (dana kelolaan) yang dikelola oleh Bank Dunia atau Bank Pembangunan Asia (ADB). Silahkan donor memilih, mau langsung atau melalui perantara," kata Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas, RM Dewo Broto Joko P., di ruang kerjanya di Gedung Bappenas Jakarta, Jumat.
Namun, menurut dia, Pemerintah Indonesia akan tetap berperan sebagai pemimpin dalam kedua "channel" tersebut, di mana Indonesia berhak menentukan proyek-proyek yang akan dibiayai.
Ditanya tentang pembiayaan langsung ke LSM, Dewo Broto mengatakan, hal itu diperbolehkan setelah dicatat oleh Bappenas.
"Ini untuk mencegah terjadinya `overlapping` (tumpang tindih)dengan program yang dibiayai dengan rupiah murni," katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya berharap dari kegiatan internasional itu bisa diperoleh komitmen-komitmen pembiayaan melalui kedua "channel" tersebut
Sementara itu, Deputi bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas, Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, selama ini pemerintah telah mengalokasikan sekitar 1,4 miliar dolar AS untuk pembiayaan perbaikan kerusakan lingkungan hidup.
"Ini memang belum cukup. Ke depan dengan `Program Perubahan Iklim`, kita berharap bisa menyerap dari berbagai macam sumber," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007