Moskow, Rusia (ANTARA) - Presiden Iran Hassan Rouhani pada Rabu mengancam dalam 60 hari akan melanjutkan pengayaan uranium tingkat tinggi jika kepentingan negaranya dalam kesepakatan nuklir dengan negara-negara besar tidak dilindungi.
Pernyataannya dikeluarkan dalam pidato yang ditayangkan oleh stasiun televisi nasional.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif kembali menyampaikan pernyataan Rouhani selama taklimat sebelum pertemuannya dengan timpalannya dari Rusia di Moskow, demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
"Sayangnya, Uni Eropa dan sisa masyarakat internasional tak bisa melawan tekanan Amerika Serikat. Oleh karena itu, Iran menganggapnya layak untuk menghentikan sebagian kewajiban dan persyaratan yang secara sukarela diembannya berdasarkan kesepakatan tersebut," kata Zarif kepada wartawan.
Tahun lalu, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan negaranya dari kesepakatan nuklir 2015, yang bersejarah, antara Iran dan kelompok negara P5+1 --kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman.
Tak lama setelah itu, Washington kembali menjatuhkan sanksi atas Iran dengan sasaran sektor perbankan dan energi negara Persia tersebut.
Baca juga: Iran cap semua tentara AS di Timur Tengah sebagai teroris
Baca juga: AS berkomitmen lawan setiap aksi Iran
Sumber: Anadolu Agency
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019