Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Jumat sore, merosot mendekati level Rp9.300 per dolar AS karena pelaku terus memburu dolar AS. Nilai tukar rupiah merosot menjadi Rp9.276/9.280 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.240/9.255 per dolar AS atau melemah 36 poin. Pengamat pasar uang, Edwin sinaga, di Jakarta, Jumat, mengatakan posisi rupiah masih bagus berada d ibawah level Rp9.300 per dolar AS. "Jadi penurunan rupiah saat ini, karena pelaku pasar berspekulasi membeli dolar, setelah muncul spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada pekan depan," katanya. Oleh karena itu, lanjutnya, rupiah berpotensi menguat lagi, hanya tinggal menunggu waktu saja, apabila pasar saham regional membaik, akibat menguatnya bursa Wall Street AS. "Kami optimis rupiah pada pekan depan akan menguat, selain rencana The Fed juga masuknya dana asing ke pasar domestik," kata Edwin yang juga menjadi Dirut Finan Corporindo Nusa. Investor asing, menurut dia, masih menilai Indonesia merupakan pasar potensial yang bisa memberikan keuntungan lebih tinggi dibanding pasar lainnya. Apalagi pasar juga sedang menunggu The Fed menurunkan suku bunganya yang diperkirakan antara 25 basis poin hingga 50 basis poin. Ia mengatakan, The Fed sebenarnya terpaksa menurunkan suku bunganya melihat pertumbuhan ekonominya melesu, apalagi inflasi yang terjadi cenderung meningkat. Memburuknya ekonomi AS tersebut merupakan dampak kasus krisis gagal bayar sektor perumahan AS dan pengetatan pengaturan kredit yang menimbulkan kerugian lembaga keuangan AS. Sementara itu, yen terhadap euro naik 0,2 persen menjadi 163,02 yen, dolar terhadap yen naik 0,1 persen jadi 111,37. Dolar AS terhadap euro stabil, setelah bank sentral Eropa khawatir dengan inflasi yang akan terjadi akhir-akhir ini.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007