Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menunggu langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah sebelum pihaknya menerbitkan sertifikat bank Indonesia (SBI) yang memiliki tenor enam bulan, sembilan bulan, atau 12 bulan. Menurut Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono ketika ditemui seusai sholat Jumat di Jakarta, apabila pemerintah belum bisa menerbitkan surat utang negara yang memiliki tenor tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan atau 12 bulan, maka pihaknya akan menerbitkan SBI untuk jangka waktu tersebut. "Kalau menurut kita, kalau pemerintah mengeluarkan jangka pendeknya lebih banyak lebih baik kan gitu. Kalau masih belum, nanti ya kita yang mengeluarkan (SBI), tidak usah semua, tapi mungkin ada dari 3,9 atau 12 bulan. Paling nggak tenor 9 bulan," katanya. Ia mengatakan, penerbitan SBI dengan berbagi tenor tersebut untuk memperbanyak produk keuangan yang dapat digunakan meredam fluktuasi yang berlebihan pada nilai tukar akibat gejolak ekternal. Ia menjelaskan, dengan adanya banyak produk yang diterbitkan maka bila terjadi gejolak eksternal, investor tidak melakukan pelarian modal ke luar negeri. "Tapi bisa saja pindah dari SBI yang satu bulan pindah ke enam bulan," katanya. Namun demikian, menurut dia, idealnya pemerintah mengeluarkan surat utang negara (SUN) berjangka pendek (tenor enam bulan, sembilan bulan, atau 12 bulan). Sehingga nantinya, menurut dia, pihaknya akan dapat menggunakan produk tersebut untuk melakukan operasi moneternya. Ia menambahkan, penerbitan SUN jangka pendek juga dapat dipergunakan sebagai acuan (benchmark) obligasi korporasi. "Nanti kalau pemerintah mengeluarkan berbagi tenor ia bisa menjadi acuan bagi korporat. Di kita istilahnya ada yield curve (kurva imbal hasil) yang tepat, sementara kalau korporat mau mengeluarkan yang jangka pendek, misalnya satu tahun itu ada bencmarknya. Kalau sekarang kan nggak ada, jangka panjang, yield curvenya yang belum lengkap," katanya. Ia menambahkan, pihaknya dan pemerintah akan bekerjasam sehingga nantinya tidak membuat produk keuangan SBI dan SUN yang memiliki tenor yang sama sehingga membuat terjadinya persaingan suku bunga antara SBI dan SUN (crowding out) dan tidak menjadi kebijakan yang efektif. Sementara itu terkait dengan akan digesernya acuan BI rate pada SBI satu bulan menjadi overnight rate (harian), pihaknya saat ini menunggu bentuk `konvergen` antara SBI satu bulan dengan overnight rate. "Konvergen itu bukan persis sama, tetapi ada marjin tertentu," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007