Pemudik mungkin juga ada dari kabupaten lain yakni pekerja perkebunan kelapa sawit. Insya Allah tidak ada calo tiket karena tiket dijual secara online dan harus sesuai identitas. Daftar penumpang nanti juga akan diperiksa

Sampit (ANTARA) - Jumlah penumpang yang mudik Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah melalui Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diperkirakan naik sekitar 10 persen dibanding saat musim mudik tahun lalu.

"Tahun lalu jumlah pemudik sekitar 30.000 penumpang. Kalau tahun ini diprediksi naik 10 persen berarti sekitar 33.000 penumpang atau kalau melonjak bisa sampai 35.000 penumpang," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Thomas Chandra di Sampit, Rabu.

Jumlah pengguna kapal laut saat musim arus mudik diperkirakan meningkat karena moda ini dinilai menjadi alternatif ketika harga tiket pesawat dirasa mahal. Selain itu, jumlah pemudik diprediksi meningkat karena ada program mudik gratis oleh pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjelang Lebaran nanti.

Menindaklanjuti arahan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, pekan lalu, KSOP Sampit menggelar rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk membahas persiapan penyelenggaraan arus mudik Lebaran melalui Pelabuhan Sampit.

Pembahasan terkait semua hal, mulai dari kesiapan armada angkutan Lebaran, pengamanan, kesehatan, penjualan tiket, fasilitas pendukung di pelabuhan dan lainnya.

Semua instansi terkait telah dilibatkan, seperti Polres Kotawaringin Timur, Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah, Kodim 1015 Sampit, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Basarnas dan lainnya.

Untuk mengangkut pemudik, disiapkan sebanyak delapan kapal milik tiga perusahaan pelayaran. PT Pelni menyiapkan lima kapal dengan sembilan call atau keberangkatan tujuan Surabaya dan Semarang, PT Dharma Lautan Utama dua kapal dengan delapan call tujuan Surabaya dan Semarang, serta PT Fajar Bahari Nusantara satu kapal dengan empat call tujuan Jakarta.

Mengantisipasi lonjakan penumpang, PT Pelni sudah mengajukan dispensasi dan disetujui sehingga kapal mereka yang dalam kondisi normal berkapasitas sekitar 800 penumpang, saat musim mudik nanti bisa mengangkut hingga 1.500 penumpang. PT Dharma Lautan Utama juga sedang mengajukan dispensasi kapasitas muatan.

Arus mudik diperkirakan terjadi pada H-15 hingga H+15 lebaran yakni tanggal 21 Mei hingga 21 Juni. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 2 dan 3 Juni karena saat itu masih ada keberangkatan kapal melalui Pelabuhan Sampit.

Saat ini perusahaan pelayaran mulai menjual tiket mudik lebaran. Masyarakat disarankan memastikan membeli tiket sehingga ada kepastian tanggal keberangkatan, apalagi penjualan tiket kapal laut kini juga bisa melalui online.

"Pemudik mungkin juga ada dari kabupaten lain yakni pekerja perkebunan kelapa sawit. Insya Allah tidak ada calo tiket karena tiket dijual secara online dan harus sesuai identitas. Daftar penumpang nanti juga akan diperiksa," kata Thomas.

Terkait cuaca, Thomas berharap tidak ada cuaca ekstrem di laut seperti bulan lalu selama musim arus mudik lebaran nanti. Pihaknya juga membuat grup komunikasi yang melibatkan pihak terkait, termasuk nakhoda agar memudahkan koordinasi jika terjadi kondisi rawan gangguan pelayaran.

Baca juga: 1.455 penumpang berangkat dari Pelabuhan Sampit

​​​​​​​Baca juga: Terminal penumpang Pelabuhan Sampit dibangun semegah bandara

Baca juga: Penumpang mudik di Pelabuhan Sampit mulai meningkat

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019