Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) melalui Balai Penelitian Padi melakukan kerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian China untuk mengembangkan benih padi hibrida hasil persilangan varietas benih dari kedua negara. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Kamis mengatakan, benih padi hasil silangan dua varietas tersebut saat ini tengah dilakukan uji lapang di kawasan Lampung Tengah. "Mereka mengawinkan padi Indonesia dengan padi China yang hasilnya merupakan padi hibrida, mudah-mudahan hasilnya bagus," katanya. Selain itu, menurut Mentan, saat ini Balai Penelitian Padi Deptan, juga sudah menghasilkan padi hibrida dengan produktivitas 12 ton per hektar dan tahan penyakit namun varietas tersebut belum dilepas. Menurut Anton, pemanfaatan benih padi hibrida merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas padi nasional namun demikian pemerintah tidak akan melakukan secara besar-besaran apalagi dengan melakukan impor benih dari luar. Dari kebutuhan benih nasional sebanyak 300 ribu ton, tambahnya, penggunaan benih hibrida hanya diprogramkan 4.000 ton atau 300 ribu hektar (ha) dari total luas tanam padi yang mencapai 12 juta ha. "Namun kami tetap akan mendorong penggunaannya karena ke depan padi hibrida produktivitasnya yang diharapkan," katanya. Menyinggung peta atau road map pengembangan padi hibrida di tanah air, menurut dia, saat ini sedang pada tahap pengenalan sambil melakukan pengembangan. Dikatakannya, benih padi hibrida memiliki potensi produktivitas mencapai 12 ton gabah kering giling (GKG) per ha namun di lapangan umumnya bervariasi antara 8-12 ton GKG ha atau lebih tinggi 15 persen dari benih padi inhibrida yang hanya 6-9 ton/ha. Pada kesempatan itu, Mentan juga mengungkapkan pada tahun 2008 Deptan akan mengembangkan Sekolah Lapang Pengendalian Tanaman Terpadu (SLPTT) yakni dengan memberikan pengajaran pada petani mengenai pengendalian hama terpadu, sekolah lapang iklim dan teknologi budidaya. Selain itu, tambahnya, mereka juga diajarkan melakukan pertanian terpadu meliputi pemberian benih, pengendalian hama, penyediaan teknologi budidaya, dan pupuk secara terpadu. SLPTT akan melibatkan 60 ribu kelompok tani dengan setiap kelompoknya mengelola lahan pertanian seluas 25 ha atau total lahan yang disediakan 1,5 ha di seluruh Indonesia. Melalui SLPTT, menurut menteri, dimaksudkan untuk meningkatkan produksi pangan nasional khususnya padi yang mana pada tahun depan ditargekan naik sebesar 5 persen. Anton menyatakan keyakinannya produksi nasional padi 2007 akan melebihi angka ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) atau di atas 57 juta ton GKG. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007