Jika pada 2017 Bulog hanya memasok sebanyak 10 ton pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, 2018 naik 43 ton daging kerbau beku yang didatangkan, kini kami pasok 50 ton.

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau-Kepulauan Riau menyediakan 50 ton daging kerbau beku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat saat Ramadhan 1440 Hijriah.

"Saat ini di gudang Bulog ada stok 30 ton, dan 20 ton lagi menyusul dari Jakarta," kata Kepala Bulog Divre Riau Abdul Muis S Ali kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu.

Jumlah ini akan ditambah lagi jika menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah permintaan meningkat tajam.

Menurut dia, animo masyarakat Riau akan daging beku cukup tinggi dengan permintaan yang terus meningkat, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun usaha seperti restoran, katering, dan hotel.

"Untuk Ramadhan tahun lalu Bulog sampai mendatangkan hingga dua kali pengiriman daging beku masing-masing sebanyak 15 ton," tuturnya.

Berkaca dari permintaan daging beku meningkat tajam pada 2017 dan 2018, maka tahun ini pasokan ditambah.

"Jika pada 2017 Bulog hanya memasok sebanyak 10 ton pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, 2018 naik 43 ton daging kerbau beku yang didatangkan, kini kami pasok 50 ton," imbuhnya.

Mengenai harga, Abdul mengatakan tidak ada kenaikan dari sebelumnya yakni Rp80 ribu per kilogram.

"Tentunya ini jelas lebih murah ketimbang daging sapi segar di pasar yang dijual Rp110.000-Rp120.000 per kilogram," katanya.

Untuk pemasaran, pihaknya melakukannya lewat mitra Rumah Pangan Kita (RPK) yang jumlahnya di Riau-Kepri mencapai lebih dari seribu. Hal itu untuk mendekatkan pasar dan harga ke masyarakat pinggiran.

"Bagi masyarakat Pekanbaru yang ingin membeli daging kerbau beku ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi, yaitu di kantor Bulog, bazar pangan, dan di setiap RPK," katanya.

Sementara itu Jodi (40), warga Tangkerang, mengaku daging beku kerbau yang dipasok Bulog mirip seperti daging sapi yang dijual di pasar tradisional Pekanbaru, antara lain tidak kenyal dan empuk, serta tidak banyak lemak.

"Jadi, kami sekeluarga menyukai, sementara harganya jauh lebih murah hingga selisih Rp40.000 per kilogram," pungkasnya.

Pewarta: Vera Lusiana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019