Brasilia (ANTARA News) - Satu laporan intelijen nasional AS yang menyatakan Iran empat tahun lalu menghentikan kegiatan program nuklir yang diduga dilakukannya mendukung pernyataan pengawas nuklir PBB bahwa Iran bukan "ancaman dalam waktu dekat", kata kepala badan PBB tersebut Rabu. "Kami tak dapat semata-mata bergantung pada satu penilaian nasional dari AS, tapi berita baik lah untuk mendengar bahwa itu sejalan dengan kesimpulan kami," kata Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei. "Kami senang saat membaca penilaian ini karena itu sejalan dengan dengan apa telah dikatakan oleh Badan dan saya selama bertahun-tahun," kata ElBaradei pada suatu taklimat di Brazil. "Saya tak melihat Iran sebagai ancaman dalam waktu dekat sehingga mesti dialihkan dari proses perundingan," katanya. Perkiraan Intelijen Nasional AS, Senin, menyatakan Iran telah menghentikan upaya untuk memperoleh senjata atom pada 2003, tapi mempertahankan kemampuan untuk membuat senjata nuklir sampai 2015. Presiden AS George W Bush telah berkeras Iran "masih menimbulkan ancaman". "Iran dulu berbahaya, Iran sekarang berbahaya dan Iran akan berbahaya jika mereka memiliki kemampuan yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir," kata Bush, Selasa. Namun ElBaradei mengatakan, "Laporan tersebut merupakan suatu jendela peluang, karena itu memberi diplomasi peluang baru. Tak ada rasa mendesak ... bahwa Iran segera mengembangkan senjata nuklir besok," demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007