Narathiwat (ANTARA News) - Tiga warga Melayu, termasuk seorang anak laki-laki berumur 15 tahun, ditembak tewas tersangka pejuang dalam kejadia terpisah di daerah bergolak Thailand selatan, kata polisi hari Kamis. Pada Kamis, seorang laki-laki berumur 42 tahun ditembak tewas oleh pemberontak dalam penembakan berkendaraan di Narathiwat, satu dari tiga propinsi rusuh berbatasan dengan Malaysia, kata polisi. Polisi menyatakan korban itu diduga pejuang Melayu, dan mencurigai ia dibunuh untuk mencegahnya berbicara dengan yang berwewenang. Di Yala, propinsi tetangganya, seorang laki-laki berumur 45 tahun dan putera berumur 15 tahunnya ditembak tewas pejuang di dalam rumah mereka pada Rabu malam, kata polisi. Kekerasan terkini itu terjadi dalam pekan luar biasa berdarah di wilayah berpenduduk sebagian besar Melayu tersebut sesudah bom menghancurkan rumahmakan pada Selasa malam, menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 20 lagi. Lebih dari 2.700 orang tewas dalam empat tahun kekerasan di daerah resah selatan itu, yang berupa kesultanan Melayu sebelum Thailand mencaploknya seabad lalu, yang memicu berdasawarsa ketegangan. Empat warga Melayu, termasuk seorang kepala desa, ditembak mati gerilyawan, yang menyerang Thailand selatan pada Minggu. Serangan terbaru itu dilakukan menyusul pembunuhan mengerikan pada pekan sebelumnya terhadap seorang pelapor tentara Melayu dan dua lelaki Budha di kawasan dilanda pemberontakan sejak Januari 2004. Pelapor itu ditembak mati, sementara dua warga Budha itu ditembak gerilyawan di kawasan tersebut. Pada Minggu, seorang kepala desa dan seorang pemimpin Melayu ditembak gerilyawan saat mengendarai truk terbuka di Narathiwat. Di Yala, seorang gerilayawan Melayu tewas setelah terlibat bakutembak dengan tentara pemerintah, sementara seorang warga Melayu juga ditembak mati di depan mesjid pada ahir pekan lalu. Perdana Menteri Surayud Chulanont pekan lalu menyatakan keamanan lebih keras dibutuhkan di propinsi selatan itu, satu hari setelah tersangka gerilyawan menyalib seorang pria dan memenggal dua lagi. Pembunuhan mengerikan tersebut terjadi di tengah satu bulan kekerasan, yang meningkat di wilayah itu, tempat 2.700 orang tewas dalam kerusuhan empat tahun terahir, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007