Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menegaskan peristiwa lepasnya penutup (fairing) mesin bagian belakang pesawat MD-90 Lion Air adalah insiden serius. "Karena itu, saya sudah instruksikan adbandara dan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) serta DSKU (Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara) melakukan investigasi atas peristiwa itu," katanya menjawab pers di kantor Departemen Perhubungan (Dephub), Jakarta, Kamis. Menurut Jusman, memang penutup pada bagian exhaust (fairing of exhaust) di belakang mesin tersebut bukan struktur utama pada mesin pesawat. "Masalahnya dia, tidak boleh terlepas saat terbang sebab udara yang masuk akan bisa berpengaruh terhadap sesuatu yang sensitif," kata Jusman. Selain itu, jika barang tersebut terjatuh di landasan pacu maka akan menjadi FOD (barang asing berbahaya) sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan. "Bisa terjadi seperti peristiwa jatuhnya pesawat Concorde," katanya. Sebelumnya, Adbandara Soekarno-Hatta, Herry Bhakti menegaskan bahwa hal itu sebagai peristiwa biasa karena tidak berpengaruh langsung pada kinerja mesin pesawat. Manajer Humas Lion Air Hasyim Arsal Alhabsy juga menilai, hal itu tak berpengaruh pada kinerja keselamatan penerbangan. "Non core engine," kata Hasyim. "Bahkan kami nilai, ini kesalahan bengkel pesawat dan Lion akan protes keras ke mereka," kata Hasyim tanpa bersedia menyebut bengkel yang dimaksud. Hasyim mengilustrasikan, alat tersebut berfungsi supaya aliran udara di "exhaust" agar lebih lancar (smooth) dan sebagai penguat tambahan. "Makanya hanya sebagai asesoris dan tak berpengaruh pada kinerja mesin," katanya. Menhub Jusman melanjutkan, pihaknya menduga kelalaian kembali terjadi dalam insiden serius itu. "Apalagi, dilaporkan pesawatnya terbang ke sejumlah destinasi dan baru ketahuan Kamis (5/12) malam," katanya. Oleh karena itu, dia meminta agar maskapai benar-benar serius dan mau menerapkan Safety Management System (SMS) secara bertahap mulai 2008.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007