Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Australia membahas prospek kerjasama perdagangan bebas (FTA) dua negara meski proses di tingkat regional dan multilateral masih berlangsung. "Negosiasi FTA antara Asean dengan Australia dan Selandia Baru memang sudah dimulai lebih dulu, tapi tidak akan ada masalah (untuk FTA bilateral). Keduanya akan saling melengkapi," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu pada jumpa pers bersama Menteri Perdagangan Australia Simon Crean di Jakarta, Kamis. Mendag mengatakan, hubungan bilateral Indonesia dengan Australia selama ini telah memiliki dasar yang kuat dengan ditandatanganinya kerangka kerjasama perdagangan dan investasi pada 2005 di Laos. "Kami sepakat potensi kerjasama dua negara di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi sangat besar. Namun angkanya masih di bawah potensi sebenarnya jika dibandingkan dengan rata-rata perdagangan Australia dengan kawasan Asia Tenggara dan Timur,"ujarnya. Untuk melanjutkan hubungan Indonesia-Australia menjadi FTA, dua negara masih melakukan studi kelayakan yang diharapkan rampung pada April 2008. Indonesia berharap Australia akan memperluas tujuan investasinya tidak lagi hanya sektor energi dan pertambangan namun juga sektor pertanian dan jasa. "Dari kajian itu, diharapkan perdagangan dan investasi yang saat ini under potential bisa ditingkatkan," ujarnya. Pada kesempatan itu, Menteri Perdagangan Australia Simon Crean menyatakan hal senada. Dia mengatakan hubungan bilateral penting untuk bisa mendorong kemajuan negosiasi perdagangan bebas dunia. "Kami tetap fokus pada pembahasan multilateral tapi kami melihat potensi besar dalam negosiasi bilateral. Diharapkan, proses ini bisa mendorong perundingan Doha (di WTO)," jelas Crean. Meski demikian, kelanjutan hubungan Indonesia-Australia menjadi FTA tetap harus melihat hasil studi kelayakan yang dikerjakan bersama. Total nilai perdagangan kedua negara dalam lima tahun terakhir menunjukan tren pertumbuhan rata-rata 14,12 persen. Sedangkan, periode Januari-Juli 2007 total perdagangan dua negara telah mencapai 3,58 miliar dolar AS atau meningkat 15,07 persen dibanding periode sama 2006 yang hanya 3,11 miliar dolar AS. Total nilai investasi Australia di Indonesia periode Januari-Agustus tahun ini telah menyentuh 187,9 juta dolar AS. Total ekspor non migas Indonesia ke Australia pada Januari-Oktober 2007 telah mencapai 1,53 miliar dolar AS atau naik 29,14 persen dibanding periode sama 2006. Sedangkan, impor non migas Indonesia dari Australia juga meningkat 6,63 persen yaitu dari 2,19 miliar dolar AS pada periode Januari-Oktober 2006 menjadi 2,34 miliar dolar AS. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007