Pedagang pengecer mengaku beli dengan harga mahal

Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya, Aceh, meminta PT Pertamina menertibkan agen maupun pangkalan gas elpiji bersubsidi tiga kilogram yang harganya menembus angka Rp60.000 per tabung dari seharusnya Rp20.000 per tabung.

"Pedagang pengecer mengaku beli dengan harga mahal, makanya harga jual gas tiga kilogram ini juga dijual dengan harga tinggi," ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Nagan Raya, Diman Dasimun di Suka Makmue, Aceh, Selasa.

Pihaknya kerap menerima laporan dari masyarakat setempat yang mengeluh tingginya harga jual gas elpiji bersubsidi dengan tabung tiga kilogram itu yang dijual di atas Rp45.000 hingga Rp60.000 per tabung.

Padahal gas elpiji bersubsidi tiga kilogram tersebut didapat dari agen maupun pangkalan yang berada di bawah pengawasan BUMN, PT Pertamina.

Diman mengaku tidak bisa mengambil tindakan tegas ke pengecer dan hanya bisa melakukan imbauan, sedangkan terhadap pangkalan atau agen berada di bawah kewenangan Pertamina.

"Kalau pengecer, kami tidak bisa mengambil tindakan tegas. Kecuali cuma melakukan imbauan, dan pembinaan," katanya.

Sejumlah masyarakat di Nagan Raya mengeluh terpaksa membeli gas elpiji bersubsidi tiga kilogram senilai Rp60.000 per tabung di tingkat pangkalan/penyalur.

"Memang harganya (gas melon) dari dulu mahal, tapi tidak sampai Rp60.000 per tabung seperti yang dijual pada bulan suci Ramdhan ini," ujar Rosita (35), penduduk di Desa Sumber Bakti, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya.

Ia mengatakan padahal pemerintah telah memberikan subsidi bagi bahan bakar gas yang disalurkan oleh PT Pertamina (Persero) melalui agen seharga Rp18.000 per tabung, dan melewati pangkalan/penyalur menjadi Rp20.000 per tabung.

Ibu yang telah memiliki dua anak ini mengaku, tingginya harga jual gas elpiji bersubsidi di daerah tersebut sudah berlangsung sejak lima bulan terakhir.

Awalnya gas dalam tabung berkapasitas tiga kilogram itu dijual dengan harga Rp45.000 per tabung, lalu naik menjadi Rp50.000 per tabung, dan menjelang bulan suci Ramadhan melejit hingga Rp60.000 per tabung. "Saat ini semua barang naik, termasuk tabung gas," tegasnya.

Kenaikan harga gas subsidi semakin terasa berat dirasakan oleh warga yang tinggal di pantai barat-selatan Aceh itu. "Kami harus membeli dengan harga mahal, karena gas telah menjadi kebutuhan pokok. Mau tidak mau, warga terpaksa membelinya," kata Rosita.

Komariah (32), warga lainnya yang tinggal di Nagan Raya telah lama mengeluhkan tingginya harganya jual gas. Selain itu, kata dia, semakin sulit mendapatkan gas elpiji tiga kilogram tersebut.

"Kami berharap pihak terkait segera mencari solusi agar harga gas subsidi pemerintah bisa didapatkan dengan mudah, dan dijual dengan harga yang wajar," tuturnya.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019