Nusa Dua (ANTARA News) - Negara-negara maju, yang mempunyai sejarah emisi dan menimbulkan perubahan iklim dewasa ini, berkewajiban membantu negara-negara berkembang membiayai usaha mereka menghadapi berubahnya iklim global. Menurut kajian LSM Practical Action yang dilansir dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), di Nusa Dua, Bali, progam adaptasi di negara berkembang membutuhkan 50 miliar dolar tiap tahunnya. Siapa yang harus membayarnya? Jejaring LSM "Carbon Action Network", di lokasi konferensi, Kamis, menegaskan bahwa negara majulah yang wajib membiayai program adaptasi itu di negara berkembang. "Negara maju populasinya hanya 15 persen di dunia, tapi emisi yang mereka hasilkan adalah 70 persen," kata salah seorang pegiat CAN. Adaptasi adalah salah satu masalah paling penting yang dibahas di sidang UNFCCC, selain konsep pendanaan adaptasi, sudah seharusnya dunia mencarikan sumber-sumber dana baru karena skema yang ada sekarang ini sangat minim memberikan dana adaptasi buat negara berkembang. Dengan konsep dua persen dari Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM) yang saat ini juga belum dicairkan dananya, besaran bantuan hanya satu persen dari kebutuhan dana adaptasi negara berkembang. "Kami butuh adaptasi atau kami mati," kata Dinanath Bhandari dari jejaring Practical Action Nepal. Ia melanjutkan penduduk di Nepal sudah mulai merasakan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh negara maju. "Glasier kami mencair, banjir bandang makin sering, dan pola hujan kacau sehingga para petani makin sulit hidupnya. Kami tidak mempunyai sumber pendanaan yang memadai, kapasitas teknologi kami juga sangat minim untuk melakukan adaptasi," katanya. Rachel Berger, penasehat kebijakan perubahan iklim yang bergabung dengan Practical Action, mengatakan "Negara-negara kaya punya kewajiban moral untuk menghentikan ketidakadilan ini. Bukan cuma soal uang bantuan, tapi juga pendanaan bagi negara-negara miskin agar mereka bisa tetap hidup." Negosiasi pendanaan adaptasi, lanjut Rachel, harus memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan. Di sidang UNFCCC Bali, adaptasi adalah topik negosiasi yang sangat penting. Negara-negara berkembang telah mendesak negara-negara maju memenuhi komitmennya menurunkan emisi dan membiayai program adaptasi perubahan iklim. "Sekaranglah saatnya mereka yang menyebabkan perubahan iklim membayar biaya dampak yang mereka timbulkan," ujar Dinanath. (*)
Copyright © ANTARA 2007