Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, pada Rabu menilai bahwa sebuah laporan intelijen Amerika Serikat (AS) mengenai program nuklir Iran adalah satu "kemenangan besar" Iran, sementara Presiden George W. Bush memperingatkan, Teheran tetap satu bahaya keamanan. Laporan oleh masyarakat intelijen AS mengatakan, Iran telah menghentikan usaha bagi senjata atom tahun 2003, kendati pun Bush dalam pernyataan yang dilontarkan selama beberapa tahun menuduh Teheran secara aktip berusaha memiliki bom nuklir. "Laporan ini berusaha untuk melepaskan Amerika dari jalan buntunya tetapi juga adalah satu pernyataan kemenangan rakyat Iran terhadap negara-negara besar," kata Ahmadinejad kepada ribuan pendukung dalam satu rapat di provinsi Ilam. "Dengan bantuan Tuhan , rakyat kita telah melakukan perlawanan, sedang melakukan perlawanan dan akan melakukan perlawanan sampai akhir. Anda menang dalam semua bidang dan khususnya dalam nuklir," katanya dalam pidatonya yang disiarkan langsung di televisi pemerintah. Ia menuduh musuh-musuh Iran ingin menjauhkannya dari energi sipil saat bahan bakar fosil habis" dalam 50 tahun ke depan". Badan intelijen AS" National Intelligence Estimate" (NIE) mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan AS tentang tujuan-tujuan atom Iran telah di besar-besarkan untuk paling tidak dua tahun, kendatipun negara itu dapat memiliki kemampuan untuk membuat senjata atom tahun 2015. Tetapi Bush berpendapat bahwa republik Islam itu tetap satu ancaman bagi keamanan global. Ia menolak mengesampingkan aksi militer dan menyerukan sekutu-sekutu AS meningkatkan tekanan terhadap Teheran. "Iran berbahaya, Iran berbahaya dan Iran akan berbahaya jika mereka memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk membuat sebuah senjata nuklir," katanya dalam jumpa wartawan di Gedung Putih setelah penilaian intelijen disiarkan, Senin. Pada Oktober, Bush mengutarakan momok "Perang Dunia III" atau "pembunuhan akibat nuklir" jika Iran memiliki senjata atom. Ahmadinejad mengatakan bahwa Iran siap membicarakan program nuklirnya dengan Barat tetapi hanya jika musuh-musuhnya melakukan dalam semangat "persahabatan dan kerjasama." "Jika anda ingin memulai satu konflik baru, rakyat Iran akan melawan dan tidak akan mundur satu langkah pun. Jika didasarkan pada persahabatan dan kerjasama , rakyat Iran akan menjadi sahabat besar anda." Mantan ketua perunding nuklir Iran , Ali Larijani, masih seorang anggota dewan keamanan nasional tertinggi , mengatakan bahwa AS ingin memasuki "tahap baru" dengan laporan itu. "Kaum Zionis berusaha memprovokasi satu konflik dan dengan laporan ini Amerika berusaha mencari satu ruang nafas," katanya kepada televisi pemerintah. Ketua Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei, yang para pemeriksanya telah menyelidiki kegiatan nuklir Iran selama empat tahun, menyerukan perundingan segera antara Iran dan para pengecam Barat nya. Tetapi pihak Barat mendesak Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi sanksi-sanksi ketiga PBB untuk menghukum penolakan Iran menghentikan proses pembuatan bom dan titik ini masalah penting dalam krisis itu. "Adalah waktunya bagi diplomasi bekerja, tetapi tidak ada waktu untuk menghentikan dan mengatakan kita tidak memerlukan diplomasi," kata Menlu AS Condoleezza Rice. Dubes China untuk PBB Wang Guangya menyatakan persetujuan enam negara untuk mengusahakan saksi=sanksi baru dapat dipertanyakan dengan adanya penilaian intelijen AS itu. "Saya kira para anggota Dewan Keamanan harus mempertimbangkan itu, karena... sekarang segalanya telah berubah," katanya kepada wartawan. China dan Rusia menolak diberlakukan sanksi-sanksi baru PBB terhadap Iran. Ahmadinejad juga kembali menyerang lawan-lawan politiknya di Iran, yang sebelumnya dituduh "pengkhianat-penghianat" karena mendesak pemerintah menghentikan kegiatan nuklir. "Orang-orang tertentu di dalam negeri bergandeng tangan dengan musuh dan mendesak kita memberikan kesempatan kepada musuh dan mundur," katanya. NIE , pandangan konsensus dari semua 16 badan mata-mata AS , mengatakan Iran tampaknya " tidak memutuskan untuk membangun senjata-senjata nuklir daripada yang kita pertimbangan. NIE memperkirakan dengan "keyakinan moderat" bahwa Iran akan dapat memproduksi uranium yang diperkaya cukup tinggi bagi sebuah senjata "pada satu waktu dalam tahun 2010-2015, demikian laporan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007