Bandung (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri (Deplu) RI bekerjasama dengan kedutaan besar negara di Asia dan Afrika menggelar Festival Film Asia Afrika yang menampilkan 14 film dari Iran, Uzbekistan, India, Bangladesh, Aljazair, Kenya, Korea Selatan, RR China, Jepang, Ethiopia, Myanmar, Thailand, Srilanka dan Indonesia pada 6 Desember 2007 hingga 8 Desember 2007 secara serentak di Bandung, Medan, Gorontalo, dan Balikpapan. Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri RI, Andri Hadi, saat membuka Festival Film Asia Afrika di Gedung Merdeka Bandung, Rabu, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kali pertama diadakan di Indonesia. "Ini merupakan tindak lanjut dari deklarasi The New Asian-African Stategic Partnership (NAASP) saat Konferensi Tingkat Tinggi 2005 di Bandung dimana salah satu hasilnya adalah meningkatkan kerjasama dalam bidang sosial dan budaya," ujarnya. Dalam kegiatan ini diharapkan konsep "people to people contact" atau komunikasi dari masyarakat kepada masyarakat dapat mempererat hubungan masyarakat di Asia dan Afrika. "Kami berharap melalui film yang akan ditayangkan di keempat kota di Indonesia tersebut dapat dinikmati oleh generasi muda secara merata sehingga pengenalan sosial budaya dan sejarah bangsa Asia Afrika dapat dikenali melalui media hiburan," ujarnya. Andri menjelaskan keempat belas film tersebut menyajikan berbagai tema kehidupan sosial budaya, sejarah, nasionalisme dan pendidikan. Keempatbelas film itu berjudul Semayawi Ferese (Ethiophia), Mangal Panday (India), Joint Security Area (Korsel), The Clay Bird (Bangladesh), Chashma (Uzbekistan), The Overture (Thailand), King Kyansitt (Myanmar) dan Together (China). Film lainnya adalah L`ennemi Intime (Ajazair), Naga Bonar Jadi 2 (Indonesia), Africa`s Dilema (Kenya), Nitaboh (Jepang), Black Eyes (Iran) dan Arumosam Vehi (Srilanka). Para penggemar film dapat menikmati keempatbelas film tersebut di Kampus ITB Bandung, Unpad Jatinangor, Blitz Megaplex Bandung, Universitas Negeri Medan, Universitas Sumatera Utara Medan, Universitas Tri Dharma Balikpapan dan Universitas Negeri Gorontalo. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007