Tokyo (ANTARA) - Nikkei Jepang tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa, ketika investor kembali dari libur panjang selama 10 hari, tertekan kekhawatiran bahwa negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China kemungkinan berisiko gagal.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) turun tajam sebesar 335,01 poin atau 1,51 persen, dari tingkat penutupan 26 April, menjadi mengakhiri perdagangan di 21.923,72 poin, tingkat terendah sejak 12 April.
Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo, kehilangan 18,09 poin atau 1,12 persen, menjadi berakhir pada 1.599,84 poin.
Pasar Jepang ditutup mulai 27 April hingga 6 Mei untuk liburan Golden Week.
Pada Minggu (5/5/2019) larut malam, Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar keuangan dengan mengumumkan bahwa dia akan menaikkan tarif barang-barang China pada Jumat (10/5/2019), memicu aksi jual global saham dan aset-aset berisiko lainnya yang sebagian besar telah diperhitungkan dalam kesepakatan perdagangan.
"Apa pun bisa terjadi selama liburan panjang, tetapi pasar tidak mempertimbangkan kemungkinan gangguan pembicaraan perdagangan AS-China," kata Makoto Kikuchi, kepala eksekutif Myojo Asset Management. "Itu skenario yang benar-benar tak terduga."
Setelah pasar tutup, kementerian perdagangan China mengatakan Wakil Perdana Menteri Liu He akan mengunjungi Amerika Serikat pada 9 Mei dan 10 Mei untuk pembicaraan perdagangan bilateral atas undangan pejabat senior AS.
Perusahaan dengan eksposur tinggi ke China seperti pembuat peralatan konstruksi dan perusahaan mesin otomatisasi pabrik berkinerja buruk. Komatsu Ltd jatuh 10 persen, Yaskawa Electric turun 6,4 persen dan Fanuc Corp turun 3,2 persen.
Pemasok Apple juga melemah karena kekhawatiran tentang pendapatan dan kekhawatiran tentang penurunan permintaan China.
Taiyo Yuden menukik 14,5 persen, sementara Foster Electric anjlok 12,2 persen setelah memperkirakan penurunan laba operasional 11,1 persen untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2020.
Murata Manufacturing anjlok 13,2 persen setelah memperkirakan penurunan laba operasionalnya 17,5 persen untuk tahun fiskal ini dan Alpen Alpine turun 10,7 persen setelah memperkirakan penurunan laba operasional sebesar 22,1 persen pada paruh pertama tahun fiskal ini.
Namun, Sony Corp melonjak 3,8 persen setelah perusahaan memperkirakan akan membukukan laba operasional 810 miliar yen (7,32 miliar dolar AS) untuk tahun fiskal ini hingga Maret. Ini akan menjadi penurunan 9,4 persen pada tahun ini tetapi di atas konsensus pasar sebesar 700-750 miliar yen, menurut SMBC Nikko Securities.
Baca juga: Wall Street jatuh setelah Trump ancam naikkan tarif barang China
Baca juga: Trump umumkan tarif baru untuk China, harga minyak jatuh di Asia
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019