Tangerang (ANTARA) - Sektor manufaktur mainan anak dalam negeri membutuhkan industri komponen pendukung untuk mensubtitusi 20 persen kebutuhan komponen impor yang digunakan untuk proses produksi.
“Ternyata 20 persen masih impor. Nah, itu kalau dibuat di dalam negeri bisa lebih efisien dan efektif, karena sebenarnya industrinya juga tidak senang kalau impor,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Tangerang, Selasa.
Gati menyampaikan, dua jenis industri pendukung yang dibutuhkan yakni industri logam dan industri pembuat Integrated Circuit (IC).
Menurut Gati, dua komponen yang spesifik diperuntukan bagi mainan anak masih belum bisa diproduksi di Indonesia.
“Jenis logamnya berbeda dengan logam yang digunakan industri otomotif. Kemudian, jenis IC nya juga berbeda dengan kebutuhan industri elektronik. Jadi, keduanya ini yang paling dibutuhkan,” ungkap Gati.
Untuk itu, Kemenperin dan swasta akan bekerja sama untuk mencari investor potensial yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.
Dalam hal ini, Kemenperin membidik industri asal China untuk diajak berinvestasi di Indonesia, mengingat harga yang ditawarkan terbilang paling murah.
“Tinggal kita tanya sama mereka, kalian butuh apa. Ini yang akan saya kasih input ke Pak Menteri Perindustrian, dan Menperin yang akan infokan ke Kementerian Keuangan atau Kementerian Perdaganggan atau Badan Koordinasi Penanaman Modal,” tukas Gati.
Baca juga: Kemenperin dorong industri mainan anak tingkatkan ekspor
Baca juga: Kemenperin sediakan Rp2 miliar bantu SNI IKM mainan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019