Jakarta (ANTARA News) - Impor alat berat dan komponennya naik 12,6 persen menjadi 266,5 juta dolar AS pada semester pertama 2007 dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 236,7 juta dolar AS. "Tingginya impor alat berat tersebut menunjukkan Indonesia masih menjadi pasar potensial untuk alat berat," ujar Menperin Fahmi Idris dalam sambutan yang dibacakan Irjen Depperin Fauzi Aziz pada peresmian Pusat Pengembangan Industri Komatsu Indonesia (PPI-KI), di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan meningkatnya impor alat berat tersebut menjadi tantangan bagi industri alat berat di dalam negeri untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Tingginya permintaan alat berat di Indonesia tersebut juga tercermin dari menurunnya ekspor alat berat Indonesia sebesar 13 persen. Pada semester pertama tahun ini ekspor alat berat mencapai sekitar 80,4 juta dolar AS atau turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai sekitar 92,3 juta dolar AS. "Penurunan itu lebih disebabkan peningkatan permintaan (alat berat) domestik, yang pada 2007 diperkirakan akan mencapai sekitar 6.000 unit," katanya. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah cq Depperin secara bertahap akan terus mengembangkan industri alat berat yang mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional, dengan pasar domestik sebagai basis pengembangannya. "Dengan penguasaan pasar dalam negeri, maka (industri alat berat) akan mampu memasuki pasar ekspor," kata Fahmi. Untuk itu, lanjut dia, pemerintah telah memberikan insentif berupa pembebasan bea masuk (BM) bahan baku atau komponen yang belum dapat dipasok di dalam negeri. Pemerintah berharap dengan pembebasan BM bahan baku, maka industri komponen untuk alat berat bisa tumbuh bersama dengan peningkatan permintaan alat berat hasil produksi dalam negeri yang berdaya saing tinggi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007