Hamburg (ANTARA News) - Kaum pria secara naluriah bersifat serakah dan apabila mereka mendapatkan keuntungan lebih dari orang lain, padahal didapat secara tidak adil, maka hal itu akan membuat mereka menjadi merasa hebat dan bahagia, demikian dikatakan oleh sejumlah ilmuwan di Jerman.
Apabila kaum hawa merasa sedikit tak nyaman dan bersalah saat mereka mendapatkan gaji atau bonus yang lebih daripada rekan sekerjanya, kaum pria malah merasakan memperoleh kenikmatan tersendiri, apabila memperoleh uang lebih dari rekan sekerja di kantor walaupun mendapatkannya secara tidak adil, demikian kutipan Kantor Berita Jerman (DPA).
Hal itu ditemukan oleh para ilmuwan yang mempelajari dan meneliti otak kaum pria dan wanita dan melihat tanggapan balik dalam satu kondisi tertentu.
Para peneliti Jerman melakukan skaning otak yang memperlihatkan bahwa seorang pria yang diberi imbalan hadiah berupa uang tambahan walaupun secara tidak adil di antara teman-temannya, akan mengalami rangsangan pada "pusat penghargaan", yaitu pusat yang memberi umpan balik terhadap kondisi menguntungkan pada bagian otak, yang akan membuat pria yang merasa beruntung itu merasa keluar sebagai pemenang di antara rekan-rekannya yang dianggap sebagai saingannya, kata para peneliti tersebut.
Iluwan peneliti yang melakukan penelitian tersebut dengan cara skaning otak, mengatakan bahwa kondisi penerimaan bayaran lebih besar secara tidak adil di antara rekan-rekan sekerjanya telah membuat relawan pria yang merasa paling beruntung merasa diri sebagai pemenang, dan seorang yang hebat, sehingga membuatnya bahagia dan puas.
"Pusat bagian pada otak yang memberikan tanggapan balik terhadap hal itu adalah 'pusat penghargaan' melingkupi perasaan kenyamanan, bahagia, puas yang merespons terhadap sejumlah pengalaman," demikian kutipan laporan ilmiah itu.
Bagian otak tersebut menjadi aktif ketika menikmati makanan yang lezat, setelah mengalami pengalaman yang menyenangkan atau mencapai suaru target, namun juga terjadi dalam hal saat ia mengalami ketergantungan terhadap zat adiktif.
Hasil penelitian memperlihatkan seperti yang telah diperkirakan, yaitu ketika mencapai keberhasilan dalam menjalankan tugas yang sulit kondisi itu akan merangsang bagian otak yang akan mengumpan balik terhadap kondisi tersebut.
Namun, di kalangan pria pengaruh atau dampak yang besar terlihat lebih pada seberapa besar ia memperoleh uang dibandingkan dengan orang lain.
Apabila perolehan uang yang lebih besar itu didapat melalui cara yang tidak adil, maka terlihat pusat pada otak yang memberi tanggapan balik terhadap pusat penghargaan bereaksi lebih, sehingga menimbulkan rasa puas, bahagia dan nyaman yang lebih hebat.
Dalam penelitian dua kelompok pria yang menjadi relawan, para peserta penelitian ditanyai sejumlah pertanyaan dan sekaligus menjalankan skaning otak yang memberikan gambaran aktivitas bagian otak yang disebut "pusat penghargaan" tersebut.
Kedua kelompok peserta itu diminta untuk memperhatikan sejumlah pernyataan yang ada pada layar monitor.
Para relawan antara lain membaca pernyataan yang menyatakan mereka akan memperoleh uang penghasilan tambahan antara 50 hingga 150 dolar Amerika Serikat (AS), maka terlihat adanya lonjakan aktivitas bagian otak yang disebut "pusat penghargaan". Setiap pria dari 38 orang peserta juga diberitahukan bahwa mereka akan menerima imbalan sejumlah uang serta jumlah uang yang diterima rekan-rekan mereka.
Gelombang magnetik memindai ke monitor atas perubahan peredaran darah ke otak. Tekanan aliran darah menunjukkan sebagian sel-sel syaraf yang aktif.
Di salah satu area, ventral striatum terlihat lonjakan ketika para relawan pria tersebut dikatakan akan memperoleh sejumlah uang, namun jauh lebih aktif saat dikatakan mereka memperoleh uang tambahan lebih banyak dari rekan lainnya.
Pernyataan yang mengatakan mereka tak memperoleh bayaran memperlihatkan penurunan arus atau aliran darah ke otak.
Apabila dua orang relawan pria dikatakan menerima bayaran dengan jumlah yang berbeda, maka mereka juga memperlihatkan tingkat aktivitas ventral Striatum yang berbeda pula.
Relawan yang dikatakan memperoleh jumlah uang yang paling besar memperlihatkan aktifitas dengan lonjakan yang tinggi sementara rekannya yang dikatakan memperoleh imbalan yang kecil atau tidak memperoleh sama sekali memperlihatkan hasil yang berbeda dengan lonjakan kecil atau ventral striatum tidak mengalami aktivitas sama sekali.
Ketua kelompok peneliti Profesor Armin Falk dari Universitas Bonn di Jerman mengatakan: "Hasil temuan kami jelas bertentangan dengan teori ekonomi tradisional."
"Hasil temuan kami mengasumsikan bahwa faktor yang paling penting adalah jumlah atau besaran dari imbalan. Perbandingan dengan imbalan yang diperoleh orang lain seharusnya tidak memegang peran apapun dalam motivasi ekonomi," katanya.
Setelah melihat bahwa faktor persaingan antar pria para ilmuwan ingin melakukan penelitian serupa kepada sejumlah relawan wanita.
Peneliti juga ingin melakukan tes dengan menyertakan sejumlah relawan dari ras dan etnik berbeda yang diharapkan akan dapat memperlihatkan apakah persaingan juga dipengaruhi oleh unsur budaya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007