Garut (ANTARA) - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno meraih suara terbanyak dalam pemilihan presiden pada 17 April 2019 di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Prabowo-Sandiaga meraih 1.068.444 suara, sedangkan Pasangan Nomor Urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin 412.136 suara.

Ketua KPU Kabupaten Garut, Junaidin Basri di Garut, Selasa mengatakan, pelaksanaan Pemilu 2019 di Garut sudah selesai. Seluruh hasil rapat pleno sudah diserahkan ke KPU Provinsi Jabar untuk dilakukan penghitungan kembali.

Ia mengungkapkan, tahapan pelaksanaan pemilu di Garut dilakukan sesuai aturan yang berlaku, bekerja secara profesional dan tanpa memihak kepada siapapun yang dapat mencederai pesta demokrasi.

"Kami berterima kasih kepada petugas keamanan Polri, TNI, dari Linmas dari Satpol PP dan semua pihak, memberikan dukungan supaya bisa menyelesaikan lebih cepat dan memberikan kenyamanan," katanya.

Sejumlah ulama di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengapresiasi pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) di Garut yang telah berlangsung lancar dan aman.

Untuk itu seluruh elemen masyarakat dapat menghormati dari hasil pesta demokrasi tersebut.

"Syukur Alhamdulillah bahwa pleno KPU Kabupaten Garut yang dilaksanakan kemarin sekitar tiga hari lancar dan sukses walaupun ada ekses dari beberapa pihak tapi semua itu bisa diselesaikan," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Sirojul Munir kepada wartawan di Garut, Selasa.

Ia menyampaikan, MUI Garut berterima kasih kepada penyelenggara pemilu, aparat keamanan TNI dan Polri serta tokoh masyarakat yang telah kompak mensukseskan pelaksanaan Pemilu 2019.

"Saya lihat begitu kompak menyukseskan sidang pleno KPU pemilu di Garut, mudah-mudahan segala aktivitas yang telah dilakukan oleh semua pihak mendapatkan imbalan dari Allah SWT," katanya.

Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum di setiap daerahnya masing-masing sampai hasil Pemilu 2019 diumumkan secara resmi oleh KPU RI pada 22 Mei 2019.

Apapun hasilnya, kata Sirojul, merupakan keputusan hasil dari demokrasi, pihak yang ikut dalam pesta demokrasi pemilihan legislatif, DPD maupun presiden dan wakil presiden harus menerima hasilnya secara bijaksana.

"Diharapkan yang menang siapapun jadi presiden jangan sombong, yang kalah juga harus menerima," katanya.

Pimpinan Pondok Pesantren, Zawiyah Tarekat Tijaniyah dari Kecamatan Samarang, Garut, KH Ihyan Badruzzaman mengapresiasi pelaksanaan Pemilu 2019 di Garut yang berjalan dengan transparan, jujur dan adil, terutama tidak muncul konflik di Garut.

Setelah pemilu, kata dia, masyarakat yang sebelumnya berbeda pilihan dapat kembali bersama dan bersatu dalam menjaga keharmonisan untuk membangun bangsa.

"Saya sampaikan kepada jamaah, waktunya untuk kembali bersatu, jangan sampai ada perseteruan," katanya.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019