Karakas (ANTARA News) - Para pemimpin militer mendesak Presiden Venezuela Hugo Chavez untuk mengaku kalah dalam referendum konstitusi untuk mencegah kerusuhan, kata media negara itu, Rabu. Menurut berita-berita itu, para pemimpin militer bertemu dengan Chavez pukul 19:30 waktu setempat Minggu, dengan hasil-hasil keputusan itu ditangguhkan, tetapi Chavez ingin menunggu 100 persen suara dihitung sebelum mengaku kalah. Perhitungan penuh dapat memerlukan waktu sekitar empat hari, kata suratkabar El Universal. Hampir 51 persen pemilih menolak reformasi yang diusulkan Chavez, sementara 49 persen menyetujuinya. Lebih dari 44 persen pemilih tidak menggunakan hak mereka dalam referendum di negara yang kaya minyak itu. El Universal mengatakan para perwira memperingatkan Chavez bahwa menunggu penghitungan lengkap akan membawa "sungai darah" di negara itu. Di Fuerte Tiuna, barak-barak militer utama di Karakas, pasukan dipanggil, dan seorang jenderal memperingatkan presiden itu bahwa Angkatan Bersenjata tidak akan menindas penduduk yang menggangu ketenangan dan negara "tidak akan membiarkan terjadinya agitasi beberapa hari," kata suratkabar itu. Ketika Chavez mengetahui hasil itu, ia marah dan berbalik melawan komando kampanyenya. "Mereka membohongi saya, mereka mencurangi saya," katanya yang dikutip suratkabar tersebut. Chavez kabarnya mengemukakan sepanjang hari itu bahwa reformasi telah disetujui. Di samping itu, para perwira militer dari kota Maracay kabarnya menyerukan presiden itu, meminta dia mengakui kekalahan itu segera. Menurut laporan-laporan itu, walaupun para ahli dari Dewan Pemilihan Nasional (CNE) perlu meyakinkan Chavez bahwa kecenderungan itu menunjukkan kekalahan reformasi itu tidak bisa diubah. Menjelang referendum Ahad itu , Chavez menyatakan usul-usul itu akan menempatkan "sosialisme abad ke-21" di Venezuela dan membuka jalan bagi perang yang lebih efektif terhadap korupsi. Referendum itu memungkinkan presiden dipilih kembali untuk jangka waktu yang tidak terbatas, memperpanjang masa jabatan presiden dari enam menjadi tujuh tahun dan mengakhiri otonomi bank sentral negara itu. CNE tidak mengumumkan hasil pertama sampai pukul 01:00 waktu setempat (12:00 WIB)Minggu, kendatipun sistem itu hampir otomatis seluruhnya. Sebuah laporan pertama sebelumnya dijanjikan pada pukul 20:00 waktu setempat Ahad (07:00 WIB Senin) dan undang-undang Venezuela tidak mengizinkan siapapun menyiarkan informasi jumlah suara atau proyeksi-proyeksi lainnya atas hasil-hasil itu sebelum angka resmi pertama diketahui. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007