Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan (Korsel) pada Rabu telah merampungkan pengapalan tahunannya sebesar 400.000 ton beras bantuan ke Korea Utara (Korut), kata para pejabat Korsel. Kementerian Unifikasi itu mengatakan sebuah kapal yang mengangkut pengiriman terakhir itu telah meninggalkan pelabuhan Busan menuju pelabuhan Chongjin di bagian timur Korut, mengakhiri pengapalan itu yang dimulai Juni 2007. "Pemerintah berharap beras ini akan membantu mengatasi kekurangan bahan pangan Korut," kata kementerian itu dalam suatu pernyataannya. Disebutkannya, para pejabat Seoul telah memantau distribusi beras -- 150.000 ton yang diproduksi domestik dan 250.000 ton diimpor -- di 20 tempat di Korut untuk memastikan beras itu sampai kepada yang membutuhkannya. Peneliti Human Rights Watch, Kay Seok, mengatakan pada Oktober bahwa bantuan beras Seoul itu gagal mencapai sasaran warga yang paling miskin karena dikorupsi oleh para pejabat dan lemahnya pengawasan. Korut dilanda kelaparan yang dimulai pada pertengahan 1990-an yang menewaskan ratusan ribu orang, dan masih menderita kekurangan bahan pangan akut. Program PBB untuk Pangan Dunia memperkirakan pada Agustus bahwa lebih dari empat juta orang secara kronis menderita kekurangan. Korut menangguhkan bantuan beras tahunan secara regular menyusul peluncuran rudal dan ujicoba nuklir tahun lalu, namun kembali memulihkan bantuannya pada Juni karena negara tetangganya itu berjanji melucuti program nuklirnya. Program produksi plutanium di Yangbyon saat ini sedang dilucuti di bawah pengawasan Amerika Serikat (AS) sesuai kesepakatan enam negara. Korut telah sepakat melucuti fasilitasnya itu, dan memaklumkan perlucutan semua program nuklirnya pada akhir tahun ini sesuai kesepakatan yang disahkan enam negara, yaitu AS, Korsel, Rusia, China, Jepang dan Korut sendiri. Kelima negara itu, telah sepakat memberikan kepada Korut satu juta ton bahan bakar fosil atau setara bantuan energi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007