Tokyo (ANTARA News) - Begitu meresapnya sepak bola dalam diri seorang pelatih sampai-sampai Ivica Osim menanyakan, "Bagaimana hasil pertandingannya", ketika dirinya baru sadar dari koma, demikian harian Jepang melaporkan pada Rabu.
Pelatih asal Bosnia itu mengalami serangan stroke pada 16 November 2007, ketika dirinya makan es krim dan bercanda dengan anggota keluarganya. Pelatih berusia 66 tahun itu kemudian dirawat di unit intensif.
"Kata-kata yang diucapkannya begitu bermakna simbolis. Itu tanda bahwa seluruh diri dan hidupnya telah begitu larut dengan sepakbola," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA), Kozo Tajima, kepada para wartawan.
Osim baru sadar dari koma pada pekan lalu meski waktu itu ia belum dapat berbicara. Meski ia telah disuapi es krim dan puding oleh isterinya, Asim.
Ketika ia ditanya apakah es krim terlalu dingin, Osim tidak menunjukkan reaksi menolak untuk terus menyantapnya.
"Apakah es krim tidak terlalu dingin. Beginilah es krim," katanya dengan tersenyum.
Osim mengalami kolaps di rumahnya di Chiba, dekat Tokyo pada bulan lalu ketika hendak naik tangga sesudah menyaksikan pertandingan sepakbola di televisi.
JFA kemudian memutuskan Takeshi Okada sebagai pelatih timnas Jepang, untuk menggantikan Osim pada pekan lalu.
Osim menggantikan pelatih asal Brazil Zico yang memutuskan untuk berhenti setelah penyelenggaraan Piala Dunia 2006. Osim kemudian menunjukkan gejala stres pada Piala Asia tahun ini.
Pelatih Bosnia itu mendamprat para pemainnya sebagai "amatir" sesudah berlangsungnya satu pertandingan, yang membuat penerjemahnya sampai menitikkan air mata. Ia menolak menyaksikan drama adu penalti anak asuhnya ketika berhadapan dengan Australia dalam perempat final.
"Saya tidak suka menyaksikan adu penalti. Mereka membuat jantung saya berdetak keras," kata Osim. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007