Palembang (ANTARA) - KPU Sumsel terus menerima laporan adanya tambahan petugas KPPS yang meninggal dunia dan sampai Selasa menjadi 25 orang.
"Informasi yang masuk ke KPU Sumsel jumlahnya 25 orang, informasi terakhir tiga orang masing-masing ketua dan anggota KPPS dari Kota Lubuklinggau serta Kabupaten Ogan Ilir," kata Ketua KPU Sumsel Kelly Mariana, Selasa.
Menurut dia, hampir semua petugas tersebut meninggal akibat kelelahan setelah bertugas dan kemungkinan faktor usia akibat proses penghitungan suara di tingkat TPS yang cukup menguras stamina serta tidak boleh dijeda.
Namun untuk Yanto asal Muba meninggal akibat ditabrak babi sepulang mengantar logistik pemilu. Sedangkan Ganjar asal Banyuasin meninggal akibat kecelakaan kapal cepat satu hari sebelum pencoblosan.
KPU Sumsel akan mengumpulkan para ahli waris petugas KPPS yang meninggal selama Oemilu 2019 untuk menyerahkan santunan sebagai tanda penghormatan.
"Kami akan undang ahli warisnya 15 Mei 2019, sebelumnya KPU Kabupaten/kota setempat telah memberi santunan, mereka juga akan menerima santunan dari Pemprov Sumsel yang kami usulkan ke gubernur," jelasnya.
Ke-25 petugas KPPS tersebut didata oleh KPU Sumsel guna menerima santunan dari KPU RI sebesar Rp36 juta sesuai edaran Kementerian Keuangan. Saat ini pihaknya tengah menunggu petunjuk teknis dari KPU RI.
Selain itu masih ada laporan petugas yang sakit dan dirawat, namun jumlahnya terus berkurang seiring sudah selesainya proses rekapitulasi tingkat kabupaten/kota.
Ia berharap tidak ada lagi petugas KPPS yang meninggal, sebab dalam laporan KPU RI sudah 440 orang petugas KPPS di seluruh Indonesia meninggal usai Pemilu 17 April 2019.
Baca juga: Tiga petugas KPPS di Makassar dilaporkan meninggal dunia
Baca juga: Puluhan KPPS meninggal dunia dapat santunan BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Lagi, Ketua KPPS di Sukabumi meninggal
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019