Jakarta (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan I-2019 mencapai 6,23 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu 6,41 persen (yoy), namun lebih tinggi terhadap pertumbuhan nasional yang sebesar 5,07 persen (yoy).
"Mengawali tahun 2019, perekonomian DKI Jakarta tumbuh tinggi di atas 6 persen, yang menandakan masih terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi Ibu kota," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Hamid Ponco Wibowo menjelaskan, tetap tingginya pertumbuhan ekonomi pada awal 2019 itu terutama disumbang oleh pertumbuhan ekspor yang sangat signifikan yaitu mencapai 43,09 persen (yoy), khususnya pada ekspor antardaerah, di tengah menurunnya kinerja ekspor luar negeri.
Senada dengan ini, impor tumbuh sebesar 9,58 persen (yoy) yang juga didorong oleh impor antardaerah berupa kebutuhan pokok masyarakat.
Dikatakannya, aktivitas terkait Pemilu sepanjang triwulan I-2019 turut berdampak pada meningkatnya konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sehingga mampu tumbuh sebesar 16,49 persen (yoy).
Sementara itu, meskipun tidak setinggi pertumbuhan triwulan sebelumnya, pengeluaran konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup baik yakni 5,85 persen (yoy) dan memperkuat kinerja ekonomi Jakarta.
Dari sisi konsumsi pemerintah, sejalan dengan pola belanjanya, kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan I-2019 mengalami perlambatan, namun masih tumbuh cukup tinggi mencapai 18,88 persen (yoy).
Lebih terbatasnya aktivitas investasi pada awal tahun mengakibatkan kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh relatif terbatas, yaitu sebesar 0,23 persen (yoy).
Dari sisi lapangan usaha (LU), katanya, seluruh LU utama DKI Jakarta tumbuh positif, kecuali LU industri pengolahan yang terkontraksi hingga 1,03 persen (yoy) karena turunnya produksi kendaraan bermotor.
Menurunnya produksi tersebut, juga berdampak pada penjualan yang tercermin pada kinerja LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh sebesar 3,93 persen (yoy) atau lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya.
Sejalan dengan investasi yang melambat, LU konstruksi juga tumbuh melambat yaitu sebesar 2,65 persen (yoy).
Meskipun demikian, di tengah perlambatan LU utama, beberapa LU mampu mencapai kinerja yang baik sehingga memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2019.
LU informasi dan komunikasi mampu tumbuh 13,17 persen (yoy) karena dorongan belanja iklan terkait kegiatan Pemilu selain penggunaan paket data yang tetap tumbuh tinggi.
Sejalan dengan ini, LU jasa perusahaan tumbuh sebesar 12,92 persen (yoy) yang di antaranya didorong oleh aktivitas berbagai lembaga dalam mendukung pelaksanaan Pemilu seperti lembaga survei.
LU jasa keuangan dan asuransi tumbuh sebesar 11,49 persen (yoy) karena meningkatnya aktivitas perbankan dalam menyalurkan kredit.
Ia mengatakan, dengan terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi pada awal 2019, Bank Indonesia memperkirakan fase perbaikan ekonomi DKI Jakarta akan berlanjut hingga akhir 2019.
Pertumbuhan ekonomi Ibu Kota pada tahun ini salah satunya akan ditopang oleh kegiatan konsumsi rumah tangga, sejalan dengan tetap terjaganya tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian.
Pembangunan infrastruktur masih tetap mendukung pertumbuhan ekonomi Jakarta meski lebih terbatas dari tahun-tahun sebelumnya.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, katanya. akan terus memonitor berbagai perkembangan baik di tingkat regional, nasional, maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019