Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membuka Sidang Umum Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) yang dihadiri delegasi dari 33 negara di Jakarta, 10-13 Desember 2007, bertepatan dengan HUT Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara ke-70. Dirut Perum LKBN Antara Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf seusai bertemu dengan Wapres di Jakarta, Rabu, mengatakan Antara menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sidang Umum organisasi kantor-kantor berita kawasan tersebut. "Sedikitnya 100 pemimpin dan tokoh-tokoh media dari 39 kantor berita akan hadir. Wakil Presiden akan membuka Sidang Umum OANA di Istana Wapres tanggal 11 Desember 2007," kata Mukhlis Yusuf. Selain Sidang Umum OANA, akan berlangsung diskusi mengenai masa depan kantor berita di tengah era konvergensi media dengan menampilkan Prof. Oliver Boyd-Berret dari Ohio, Amerika Serikat. Professor Boyd-Berret dikenal sebagai pakar jurnalisme yang mengkhususkan diri pada kajian kantor berita. LKBN Antara terpilih menjadi Presiden OANA pada pertemuan ke-28 Dewan Eksekutif OANA di Teheran bulan Nopember 2006. Indonesia menggantikan posisi Thailand yang tidak bersedia menjadi tuan rumah, dengan alasan masalah politik dalam negeri tidak mendukung akibat terjadi kudeta. Sebagai Presiden OANA terpilih, Mukhlis Yusuf menyatakan bertekad untuk meningkatkan profesionalisme jurnalis dan kemitraan antar kantor berita anggota serta pertukaran berita di antara 33 negara anggota guna mengimbangi jurang informasi yang timpang antara Timur dan Barat. Menurut dia, ini bukti bahwa Antara, sebagai Lembaga Kantor Berita Nasional, masih diperhitungkan di dunia internasional. "Ini kesempatan bagi Antara untuk lebih memperkukuh keberadaannya sebagai jendela informasi Indonesia di luar negeri," katanya. Tata informasi dunia baruOANA beranggotakan 39 kantor berita dari 33 negara di kawasan Asia Pasifik. Tujuh dari 11 utusan Dewan Eksekutif OANA yang hadir di Teheran, yakni Bernama (Malaysia), IRNA (Iran), Itar-TASS (Rusia), PTI (India), Kyodo (Jepang), VNA (Vietnam) dan Xinhua (Cina) memilih Indonesia. Sesuai dengan tujuan pendiriannya tahun 1961, OANA berjuang untuk mewujudkan tata informasi dunia baru yang selama ini didominasi oleh kantor-kantor berita Barat, seperti AP (Amerika Serikat), Reuters (Inggris), AFP (Prancis), dan DPA (Jerman). "Kita terus berjuang untuk mengatasi ketimpangan informasi, khususnya arus berita dari Negara maju ke Negara berkembang," katanya. Hal itu, lanjutnya, dilakukan dengan cara pertukaran berita dan personel wartawan, serta pendidikan dan latihan. Sebagai Presiden OANA, Antara sekaligus menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sidang Umum organisasi kantor-kantor berita kawasan tersebut pada Desember 2007, sekaligus dalam rangkaian HUT LKBN ANTARA ke-70 yang jatuh pada 13 Desember 2007. Ketua Komisi I DPR, Theo L Sambuaga menyambut baik dan mendukung kepemimpinan Antara di OANA. "Itu menunjukkan negara-negara Asia Pasifik mengakui ANTARA sebagai kantor berita yang memiliki kredibilitas tinggi dan berpengaruh di kawasan ini," katanya. Theo juga berharap selama tiga tahun ANTARA menjadi pemimpin OANA dapat meningkatkan peranan kantor-kantor berita di kawasan Asia Pasifik dan mampu bersaing di era globalisasi. "Saat ini pemberitaan media-media di negara maju masih didominasi oleh berita dari kantor berita asing, sehingga terjadi ketimpangan dalam hal pemberitaan," katanya. Kepercayaan dari negara-negara Asia Pasifik pada ANTARA, lanjut Theo, harus diimbangi pula dengan perbaikan manajemen dan sumber daya manusia yang ada. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007