Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Rabu pagi, menguat menjauhi level Rp9.300 per dolar AS, karena pelaku lokal aktif kembali membeli rupiah menyusul merosotnya dolar AS di pasar global. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp9.285/9.295 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.310/9.335 per dolar AS, atau naik 25 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Rabu, mengatakan kenaikan rupiah karena ada spekulasi bahwa bank sentral AS akan segera menurunkan suku bunganya pada pekan depan. Spekulasi itu mendorong pelaku lokal membeli rupiah, apalagi dolar AS di pasar global cenderung tertekan, katanya. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya antara 25 basis poin sampai 50 basis poin dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin melambat, akibat kasus subprime mortgage dan pengetatan pengaturan kredit. Ia mengatakan apabila rupiah menguat hingga di level Rp9.000 per dolar AS, akan sangat menguntungkan bagi impor minyak mentah dunia, karena harga belinya agak lebih murah. "Kami harapkan rupiah mampu berada di level Rp9.000 per dolar AS, sehingga subsidi pemerintah terhadap harga minyak mentah menjadi berkurang," katanya. Peluang rupiah untuk kembali menguat cukup tinggi, meski sejumlah analis mengatakan, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menurunkan suku bung acuan sebesar 25 basis poin. Menurut dia, kenaikan rupiah agak tertahan oleh melemahnya pasar saham regional, akibat merosot saham sektor keuangan seperti Maquarn Group, sehingga indeks Kospi dari Korea Selatan turun 0,1 persen dan indeks Australia melemah 0,5 persen. Namun, rupiah mendapat dukungan yang cukup kuat sehingga mampu menguat menjauhi angka batas psikologis Rp9.300 per dolar AS, katanya. Sementara itu dolar AS terhadap mata uang Jepang mencapai 109,80 yen dan dolar Australia melemah 0,1 persen menjadi 0,8720 dan euro jadi 1,4665 per dolar AS. (*)

Copyright © ANTARA 2007