Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) berharap agar ummat Muslim di Tiongkok bisa melaksanakan ibadah puasanya dengan baik pada bulan suci Ramadhan tahun ini.
"Ibadah puasa mengajarkan perbuatan mulia, persaudaraan, dan rendah hati," kata HNW saat menerima 9 tamu dari Tiongkok di ang kerjanya di lantai 9 Gedung Nusantara III Kompleks MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin.
Di hari pertama bulan puasa, HNW menerima delegasi yang dipimpin oleh Lu Zhenhua itu adalah anggota legislatif dan eksekutif Yibin Sichuan.
Kedatangan mereka disambut dengan terbuka oleh HNW karena Wakil Ketua MPR ini berharap kedatangan Lu Zhenhua bersama yang lain bukan kunjungan yang pertama.
"Semoga kunjungan ini bisa memberi rasa nyaman dan berkelanjutan”, ujar pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu.
Diakui oleh Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu hubungan Indonesia-Tiongkok telah terjalin sejak ratusan tahun yang lalu.
Untuk itu hubungan antarpemerintah, antarparlemen, dan antarmasyarakat perlu ditingkatkan dan menjadi lebih baik.
Menurut HNW, peran parlemen sangat penting untuk meningkatkan hubungan diplomatik antarbangsa.
"Dalam negara demokrasi, parlemen mempunyai peran penting dalam pembuatan kebijakan termasuk masalah urusan luar negeri”, ujarnya.
Menurut HNW, peran parlemen perlu kuat sehingga akan memudahkan urusan diplomasi antarbangsa.
Kepada mereka disampaikan parlemen Indonesia sangat aktif dalam membangun kerja sama dengan parlemen-parlemen dunia.
Indonesia tercatat menjadi anggota dari berbagai organisasi parlemen dunia. Sebagai bagian dari organisasi parlemen dunia, diakui parlemen Indonesia sering bertemu dan berkoordinasi dengan parlemen Tiongkok.
"Hubungan inilah yang menjadi modal besar bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan," katanya.
Dipaparkan, di Indonesia ada tiga lembaga parlemen, yakni MPR, DPR, dan DPD. Disebutkan tugas MPR adalah mengamandemen, menetapkan, dan mensosialisasikan UUD dan keanggotaannya adalah gabungan anggota DPR dan DPD.
Lebih lanjut dikatakan, DPR berisikan perwakilan dari partai politik sedang DPD perwakilan dari daerah. Sistem keparlemenan yang ada di Indonesia, menurut HNW, khas dan berbeda dengan negara lainnya.
Lu Zhenhua merasa senang mendapat sambutan yang ramah di MPR. Dirinya membenarkan apa yang dikatakan HNW bahwa hubungan kedua negara telah terjalin sejak lama. "Sudah begitu banyak hubungan dijalin," paparnya.
Disebutkan ratusan tahun yang lalu Laksamana Che Hong utusan resmi Tiongkok datang ke Nusantara untuk menjalin perdamaian.
Diakui oleh Tiongkok banyak peran Indonesia kepada negaranya. Peristiwa KAA yang terjadi di Bandung tahun 1955 merupakan peristiwa yang selalu dikenang oleh negeri tirai bambu itu.
Negara asal panda itu mengakui Indonesia lebih dahulu merdeka dibanding Tiongkok. Dalam masa itu diakui Indonesia banyak membantu.
"Sekarang Tiongkok banyak kemajuan meski demikian kami tak akan melupakan jasa Indonesia”, ucapnya.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, wisatawan dari Tiongkok banyak mengunjungi Indonesia bahkan direncanakan akan ada penerbangan langsung dari Sinchuan.
Tidak hanya itu yang datang dari Tiongkok, disebut oleh Lu Zhenhua banyak investasi yang sudah dan akan ditanamkan di Indonesia.
"Kita perlu saling bahu membahu untuk mempererat hubungan kedua negara”, harapnya.
HNW merasa senang mendapat penjelasan hal yang demikian dan berharap hubungan kedua negara berimbang dan saling menguntungkan.
Untuk itu dirinya menyarankan agar Tiongkok memberi bebas visa kepada orang Indonesia sebab Indonesia telah memberi bebas visa kepada orang Tiongkok. "Agar equal," ujarnya.
HNW sepakat investasi dari Tiongkok semakin meningkat namun dirinya meminta agar investasi yang ditanamkan mampu memberi kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Ditegaskan agar pekerja yang datang dari negeri itu adalah pekerja profesional. Untuk pekerja biasa atau kasar diserahkan kepada orang Indonesia saja.
“Ini penting agar bisa meningkatkan lapangan kerja dan mencegah orang Indonesia pergi keluar negeri”, paparnya.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019