Jakarta (ANTARA News) - Pertemuan tertutup Komisi I DPR RI, Selasa malam, akhirnya memutuskan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso tetap berlangsung sesuai jadwal, yakni Rabu (5/12). Komisi I sempat mengalami perpecahan pendapat mengenai proses "fit and proper test" tersebut karena ada beberapa fraksi yang menginginkan waktu pelaksanaannya ditunda. "Pertemuan berlangsung sangat alot karena berkembang dua pemikiran bertentangan, satunya menginginkan ditunda, sementara yang lain berharap tetap sesuai jadwal," ungkap Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra, kepada ANTARA News usai pertemuan tertutup tersebut. Ia menambahkan, kubu yang menginginkan penundaan mengacu kepada pemikiran perlunya anggota legislatif mengenal lebih dalam calon Panglima TNI tersebut, termasuk visi dan misi calon panglima tersebut dalam membangun pertahanan nasional. "Sedikitnya tiga fraksi besar di Komisi kami yang anggotanya tidak bulat mengenai keinginan untuk menunda atau tidak. Tetapi dalam rapat sekitar tiga jam malam ini, akhirnya keputusan diambil melalui voting," ujarnya. Sementara itu anggota Fraksi PDIP Andreas H. Pareira mengungkapkan voting terpaksa diambil karena debat panjang dalam rapat internal Komisi I itu diliputi suasana saling ngotot. "Fit and proper test akhirnya diputuskan tetap berlangsung Rabu, 5 Desember besok," tegas Andreas. Dari pengamatan ANTARA, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PDIP, Fraksi PPP, dan Fraksi Partai Damai Sejahtera termasuk diantara yang menginginkan penundaan fit and proper test itu. Namun pada pengambilan voting, menurut informasi dari beberapa anggota Komisi I, sebagian besar anggota yang menghendaki penundaan bersikap abstain. Beberapa fraksi disebut terpaksa menyetujui jadwal pelaksanaan "fit and proper test" awal karena ada dugaan terjadi intervensi dari DPP partai masing-masing.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007