Brisbane (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Australia Simon Crean, Rabu ini (5/12) berangkat ke Jakarta untuk bertemu Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu, dan beberapa anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) lainnya guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Rencana kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia sejak diangkat sebagai anggota kabinet dalam pemerintahan Perdana Menteri Kevin Rudd itu disampaikan Crean dalam pidatonya di acara resepsi korps diplomatik di Canberra, awal pekan ini, demikian ANTARA News melaporkan dari Brisbane, Selasa. Crean mengatakan, kunjungan resmi pertamanya itu dimaksudkan untuk membahas berbagai isu kebijakan perdagangan bilateral Australia-Indonesia dengan Mendag Mari Elka Pangestu sebelum bertolak ke Bali guna menghadiri pertemuan para menteri perdagangan tentang isu-isu perubahan iklim menjelang KTT PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Dalam pandangan menteri perdagangan dalam pemerintahan Partai Buruh Australia (ALP) itu, upaya Australia bersama komunitas internasional merespons tantangan perubahan iklim itu bukan hanya terkait dengan masalah lingkungan tetapi juga peluang ekonomi. Dari Bali, Crean mengatakan, ia akan melanjutkan kunjungannya ke Singapura untuk bertemu beberapa menteri negara itu guna membahas berbagai isu bilateral, regional dan global. Dalam bagian lain pidatonya, ia juga menyinggung tentang beberapa agenda perdagangan pemerintahan baru Australia di bawah ALP yang berbeda pendekatannya dengan apa yang telah dijalankan pemerintahan sebelumnya. "Mencapai hasil secara multilateral sekali lagi akan menjadi pertandingan utama. Kami benar-benar melihat peran bagi tercapainya perjanjian-perjanjian bilateral dan regional tetapi semua itu harus konsisten dengan tujuan-tujuan multilateral kami (Australia)," katanya. Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) haruslah memperkuat komitmen Australia pada multilateralisme dan tidak memperlemahnya, kata Crean. "Supaya dapat memastikan bahwa FTA bilateral benar-benar bermanfaat bagi bangsa, saya sudah sampaikan selama kampanye (Pemilu Federal) bahwa kami akan mengawal studi tentang FTA-FTA yang ada untuk menentukan sejauh mana FTA-FTA itu telah efektif berjalan dan untuk membuat patokan bagi FTA-FTA mendatang," katanya. Dalam perundingan perdagangan, pemerintahan PM Rudd akan lebih menekankan pada penuntasan apa yang disebut Crean sebagai isu-isu "di balik tapal batas" (behind the border). Dalam tataran hubungan ekonomi bilateral, Pemerintah RI dan Australia telah sepakat meningkatkan hubungan tersebut terutama di sektor perdagangan dan investasi antara lain dengan melakukan studi kelayakan mengenai FTA antar dua negara. Studi kelayakan itu, akan dimulai pada Agustus 2007 dan diharapkan selesai pada pertengahan 2008. Australia dan Indonesia memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang cukup besar. Nilai perdagangan kedua negara mencapai 10,4 miliar dolar AS pada 2006. Ekspor barang Australia ke Indonesia tumbuh sebesar 22,6 persen dengan nilai 44,4 miliar dolar Australia. Ekspor produk utama negara berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa ini adalah gandum, minyak mentah, aluminium, ternak dan kapas. Sementara ekspor barang Indonesia ke Australia, berkembang hingga 24,2 persen dengan nilai 4.5 miliar dolar Australia pada tahun 2006. Ekspor utama produk Indonesia ke Australia adalah minyak mentah, emas selain uang logam emas, kertas dan kardus, serta kayu olahan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007