Samarinda (ANTARA) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2018 mengalami peningkatan 0,71 poin, dari 75,12 pada 2017 naik menjadi 75,83 di tahun 208 yang menandakan bahwa pembangunan di provinsi ini mengalami kemajuan.
"Kemajuan pembangunan manusia Kaltim tahun lalu juga mengalami percepatan, ditandai oleh pertumbuhan IPM yang mencapai 0,95 persen, lebih tinggi ketimbang pertumbuhan 2016 yang hanya 0,71 persen," ujar Kepala BPS Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Senin.
Adanya kenaikan IPM di tahun 2018, maka status pembangunan manusia di Kaltim berada pada kategori Tinggi. Status tersebut masih sama dengan tahun 2017 yang juga berada di level Tinggi.
Menurutnya, masing-masing komponen pembentuk IPM Kaltim mengalami peningkatan dengan pertumbuhan tertinggi untuk komponen Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (PKD), sedangkan yang terendah adalah Umur Harapan Hidup (UHH).
Adapun nilai atau capaian UHH, Harapan Lama Sekolah (HLS) adalah rata-rata lama sekolah (RLS) dan pengeluaran per kapita disesuaikan, masing-masing sebesar 73,96 tahun, 13,67 tahun, 9,48 tahun, dan Rp11,92 juta.
Ia mengatakan, meningkatnya IPM Kaltim terjadi di seluruh kabupaten/kota dengan IPM tertinggi berada di Kota Samarinda yang sebesar 79,93, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Mahakam Ulu yang tercatat 66,67. Menurutnya, pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice).
Perluasan pilihan ini dilakukan dengan meningkatkan kemampuan manusia dan pemanfaatan kemampuan yang dimilikinya untuk bekerja, menikmati kehidupan, serta aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti kebudayaan, sosial, dan politik.
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia, karena IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan antara lain pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. "IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yakni dimensi umur panjang dan hidup sehat, dimensi pengetahuan, dan dimensi standar hidup layak," kata Atqo.*
Baca juga: BKKBN : Suksesnya program KB berdampak pada peningkatan IPM
Baca juga: BPS: indeks pembangunan manusia di Sumsel meningkat
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019