Jakarta (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara (BTN) menyatakan komitmennya untuk menggarap pasar kredit bagi segmen menengah bawah dalam tahun anggaran 2008 karena peluangnya sangat besar. "Sampai saat ini kami masih menempati bank yang paling mapan untuk kategori masyarakat berpendapatan rendah (MBR) dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API)," kata Direktur Utama BTN, Kodradi di Jakarta, Senin, saat membuka seminar sehari bertajuk "Prospek Ekonomi Perbankan dan Properti tahun 2008 Tantangan dan Harapan". Menurut dia, dengan inflasi dapat dikendalikan 6 sampai 6,5 persen maka sektor riil akan bergerak sehingga kemampuan masyarakat berpendapatan rendah juga membaik. Kodradi mengatakan, membaiknya daya beli MBR dapat dilihat posisi Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat (KPRSH) per 30 November 2007 yang sudah mencapai 87.035 unit, naik 25 persen dibanding periode yang sama tahun 2006. Kodradi mengatakan, debitur besar BTN tidak sampai 6 persen dari total kredit. Debitur paling besar hanya Rp48 miliar. "Dengan demikian BTN tetap berpihak kepada masyarakat bawah dan menciptakan peluang kerja," ujarnya. Kodradi juga mengatakan, dalam tahun 2008 pihaknya meminta kepada seluruh jajaran direksi untuk bekerja keras. Sekalipun anggapan direksi sekarang menunggu waktu untuk diganti. Sementara itu menurut ekonom IPB, Iman Sugema, pertumbuhan ekonomi tidak berbeda jauh dengan tahun 2007 sebesar 6,3 persen, pertumbuhan investasi 7 persen namun tidak berbasis teknologi. Perbankan harus lebih berupaya keras dalam mencari nasabah, akan tetapi rasio pinjaman terhadap deposito (Loan to Deposit Ratio, LDR) akan membaik ditandai turunnya SBI, kata Iman. Sedangkan untuk BTN sendiri, Iman menilai, sebagai bank fokus BTN tetap menjadi bank terbesar dalam pembiayaan rumah khsusunya bagi masyarakat berpendapat rendah, katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007