Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjamin pasokan gas ke Singapura aman meski pipa gas dari Sumatera Selatan ke Singapura dikabarkan rusak.
"Saat ini pipa tersebut masih beroperasi secara normal dan mengalirkan gas sebanyak 360 juta kaki kubik ke Batam dan Singapura dengan tekanan 550 Psia," kata Direktur umum PGN, Djoko Pramono, di Jakarta, Selasa.
Joko mengatakan sebagian ruas pipa transmisi bawah laut PGN yang dioperasikan PT Transportasi Gas Indonesia (Transgasindo) mengalami tekukan berpotensi retak sehingga dikhawatirkan mengganggu keselamatan dan keamanan pasokan gas.
"Namun, pipa tersebut masih dapat dioperasikan dengan tekanan sampai 860 Psia dengan volume 410 juta kaki kubik," katanya.
Dia menambahkan untuk memperbaiki pipa tersebut, PGN saat ini sedang melakukan kajian tentang metode perbaikan yang akan dipilih. Perbaikan tersebut diharapkan meminimalisasi risiko dan tidak mengganggu aliran gas.
"Hal yang bisa dilakukan adalah metode cut dan replace dengan membuat bypass. Pasalnya, pekerjaan tersebut bisa dilakukan tanpa menghentikan aliran gas," kata Djoko.
Jaringan pipa gas sepanjang 476 km itu dimiliki dan dioperasikan PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), perusahaan patungan antara PGN (60%) dan Tranasia (40%). Pipa gas itu mengalirkan gas dari lapangan Grissik (Sumsel) ke Batam dan Singapura.
Joko mengatakan pipa yang rusak tersebut sudah diasuransikan. Namun sampai saat ini perseroan belum dapat memberikan penjelasan penyebab rusaknya pipa tersebut. Sebab, kerusakan baru diketahui setelah pipa itu dibawa ke balai penelitian.
Sementara, untuk perbaikan jaringan pipa transmisi jalur Grissik ke Singapura tersebut, perseroan membutuhkan dana sebesar 75 juta dolar AS. "Djoko menilai, hasil perhitungan awal jaringan dengan metode cut and replace lebih kurang 75 juta dolar AS,"katanya.
Menurutnya manajemen masih akan membicarakan sumber dana perbaikan tersebut dengan manajemen Transgasindo (TGI).(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007