Investor di seluruh Asia akan mengawasi pergerakan pasar China

Shanghai (ANTARA) - Pasar saham Asia jatuh, harga minyak jatuh, dan mata uang safe-haven yen menguat pada perdagangan Senin pagi, karena negosiasi perdagangan antara China dan Amerika Serikat secara tiba-tiba memburuk, membalikkan kemajuan nyata yang dibuat dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden AS Donald Trump secara tajam meningkatkan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu dengan komentarnya melalui Twitter pada Minggu (5/5/2019) bahwa pembicaraan menuju kesepakatan perdagangan dengan China berjalan "terlalu lambat", dan bahwa ia akan menaikkan tarif pada barang-barang China senilai 200 miliar dolar AS menjadi 25 persen pada Jumat (10/4/2019) dari sebelumnya 10 persen.

Dia juga mengatakan akan menargetkan lebih lanjut 325 miliar dolar AS barang-barang China dengan tarif 25 persen "segera".

Kicauan itu mengubah suasana pasar yang sebelumnya tenang, mendapat dukungan dari tanda-tanda pertumbuhan yang kuat di China dan Amerika Serikat, serta komentar dari Trump dan pejabat senior AS lainnya bahwa pembicaraan perdagangan berjalan dengan baik.

The Wall Street Journal melaporkan pada Senin bahwa China sedang mempertimbangkan untuk membatalkan pembicaraan perdagangan yang dijadwalkan pada minggu ini setelah ancaman Trump.

"Presiden Trump baru saja membunuh kesepakatan perdagangan untuk sementara waktu dan itu memiliki implikasi bagi pertumbuhan China dan global, itu juga berdampak pada sejumlah aset," Greg McKenna, ahli strategi di McKenna Macro mengatakan dalam catatan pagi kepada kliennya.

Pada awal perdagangan Asia, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang, turun 0,2 persen.

Saham Australia 0,6 persen lebih rendah pada awal perdagangan.

Pasar keuangan Jepang masih ditutup hingga Selasa (7/5/2019) untuk hari libur nasional, tetapi Nikkei 225 berjangka turun 1,8 persen menjadi 22.085.

E-Mini berjangka untuk S&P 500 turun 1,7 persen setelah data penggajian (payroll) AS membantu mengangkat saham-saham Wall Street pada Jumat (3/5/2019).

Investor di seluruh Asia akan mengawasi pasar China, yang dibuka pada pukul 01.30 (GMT) setelah libur nasional tiga hari minggu lalu.

Dengan tertundanya kesepakatan perdagangan, surat utang berjangka melonjak 14 tingkat. Data dari CME Group menunjukkan pasar melihat hampir 58 persen peluang penurunan suku bunga Fed pada akhir tahun.

Ketika investor berbondong-bondong ke mata uang safe-haven yen, dolar turun 0,4 persen terhadap mata uang Jepang menjadi 110,67.

Tetapi yuan China di luar negeri anjlok, melemah ke 6.8108 per dolar, level terlemah sejak 23 Januari.

Mata uang tunggal turun 0,18 persen menjadi 1,1180 dolar. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik menjadi 97,574.

Di pasar komoditas, minyak mentah AS jatuh 2,15 persen menjadi 60,61 dolar AS per barel dan minyak mentah Brent turun 1,78 persen menjadi 69,59 dolar AS per barel.

Harga spot emas meningkat 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 1.283,65 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019