Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia mencatat rekor terendah surplus perdagangannya 9,24 miliar ringgit pada Oktober 2007, atau turun 19 persen dari bulan sebelumnya, karena pertumbuhan impor melebihi ekspor, kata Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia (MITI), Selasa. Pada September 2007, surplus perdagangan mencapai 11,47 miliar ringgit. Surplus perdagangan Oktober merupakan kali yang ke-120 bulan berturut-turut sejak November 1997 Malaysia telah mencatat surplus perdagangan. Ekspor pada Oktober melaju menjadi 54,91 miliar ringgit, naik 14,3 persen dari periode sama tahun lalu. Sementara impor tumbuh lebih cepat sebesar 18,2 perse menjadi 45,67 miliar ringgit. Total perdagangan sebesar 100,58 miliar ringgit terhadap 96,84 miliar ringgit yang tercatat pada September. Bahan bakar mentah dan minyak sawit merupakan kontibutor utama terhadap kenaikan ekspor, kata MITI. Ekspor produk minyak sawit melonjak hampir 70 persen menjadi 4,25 miliar ringgit pada Oktober, naik dari 2,5 miliar ringgit pada periode sama tahun lalu. Ekspor bahan bakar minyak mentah meningkat 30 persen menjadi 3,68 miliar ringgit dari setahun sebelumnya. Ekspor Malaysia tumbuh 2,4 persen dalam 10 bulan pertama tahun ini karena permintaan dari AS untuk produk elektronika melambat tajam. Meski pertumbuhan ekspor menukik, ekonomi tumbuh lebih kuat dari perkiraan pada 6,7 persen dalam kuartal ketiga, terbantu oleh meningkatnya belanja domestik. Malaysia, merupakan eksprtir neto bahan bakar minyak dan minyak sawit, menggantungkan harapan terhadap tingginya harga minyak mentah dan menguatnya permintaan untuk minyak kelapa sawit untuk membantu menutup penurunan permintaan dari AS. China dan India merupakan dua pembeli terbesar minyak kelapa sawit Malaysia. Pemerintah sedang mempertahankan target pertumbuhan PDB 6 persen untuk tahun ini, kata Nor Mohamed Yakcop, menteri keuangan kedua Malaysia pada Senin, demikian laporan Thomson Financial. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007