Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap Selasa sore menguat menembus level Rp9.300 per dolar AS, karena pelaku aktif membeli rupiah, menyusul merosotnya dolar AS di pasar global. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp9.295/9.300 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.330/9.359 per dolar AS atau naik Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Selasa, mengatakan kenaikan rupiah yang berlanjut itu sudah diduga sebelumnya, namun kenaikannya agak tertahan dengan menguat hingga minyak mentah dunia. "Namun kuatnya dukungan pasar global dan melemahnya dolar AS mengakibatkan pelaku yang semula melepas dolar AS akhirnya memburu mata uang lokal itu," katanya. Rupiah, menurut dia, juga akan mendapat dukungan dari Bank sentral AS (The Fed) yang berencana menurunkan lagi suku bunganya. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya antara 25 basis poin sampai 50 basis poin yang diharapkan akan mendorong pergerakan rupiah lebih stabil, katanya. Ia mengatakan, apabila rupiah menguat hingga di level Rp9.000 per dolar AS, akan sangat menguntungkan bagi impor minyak mentah dunia, karena harga belinya agak lebih murah. "Kami harapkan rupiah mampu berada di level Rp9.000 per dolar AS, sehingga subsidi pemerintah terhadap harga minyak mentah menjadi berkurang," katanya. Peluang rupiah untuk kembali menguat cukup tinggi, apalagi Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan, sekalipun laju inflasi Nopember 2007 menurun. BI, menurut dia, tidak akan menurunkan suku bunganya, karena kondisi global yang masih lesu, sehingga pada akhir tahun BI Rate masih bertahan pada level 8,25 persen. Apalagi inflasi Desember 2007 diperkirakan akan meningkat, karena menjelang Natal dan Tahun Baru di mana aktifitas masyarakat pada sektor konsumsi sangat tinggi, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007