New York (ANTARA News) - Dolar AS melemah terhadap euro dan mata uang utama lainnya, Senin, karena maraknya berita ekonomi yang memicu berkembangnya ekspektasi bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga lagi, kata para analis. Euro dipindahtangankan pada 1,4666 dolar pada 2200 GMT dalam perdagangan di New York, naik tipis dari 1,4632 dolar pada akhir Jumat. Dolar diperdagangkan pada 110,44 yen, turun dari 111,21 yen pada Jumat. Berita ekonomi terakhir mendorong dolar turun, yang nilainya telah terpuruk terhadap mata uang utama dunia lainnya tahun ini, di tengah penurunan suku bunga pada September dan Oktober. Para pedagang dihadapkan dengan berita pelambatan pertumbuhan di sektor industri, karena Institute of Supply Management melaporkan indeks manufaktur berada pada 50,8 persen, sedikit di atas 50 level yang menunjukkan ekspansi. Beberapa analis meyakini dolar akan turun lebih lanjut. "Tiga gagasan, kami serukan untuk pelemahan dolar beristirahat. Pertama, kami perkirakan ekonomi AS akan terus menjadi sumber melemahnya dolar dalam bulan-bulan mendatang," kata David Rodriguez, seorang analis mata uang pada Forex Capital Markets. "Kedua, krisis keuangan saat ini telah menjadi episentrum institusi kekuangan AS dan produk keuangan AS. Ketiga, dolar berada dalam tekanan dari perubahan struktural dalam manajemen cadangan bank sentral dan kekayaan fund-fund asing," katanya seperti dikutip AFP. Beberapa analis memperkirakan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga jangka pendeknya dalam pertemuan para pembuat kebijakan 11 Desember, terutama di tengah ekspektasi pertumbuhan ekonomi akan melambat pada bulan-bulan mendatang akibat penurunan sektor perumahan dan pasar kredit yang ketat. Tingkat suku bunga Fed funds saat ini berada pada 4,50 persen. Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,1274 franc Swiss dari 1,1318 franc pada Jumat. Pound berada pada 2,0665 dolar, naik dari 2,0565 pada akhir pekan lalu. (*)

Copyright © ANTARA 2007