Jakarta (ANTARA) - Studi baru menemukan ada kemungkinan pelukis ternama Leonardo da Vinci mengalami kerusakan saraf yang membuatnya mengalami "jari keriting" (claw hand), mengganggu kemampuannya melukis pada masa tuanya.
Dilansir AFP, gangguan itu bisa jadi akibat dari pingsan, berdasarkan riset Italia yang diterbitkan di jurnal British Royal Society of Medicine, Jumat (3/5).
Ahli bedah rekonstruktif David Lazzeri dan ahli saraf Carlo Rossi mengatakan cacat itu bahkan membuat sang artis Renaissance kesulitan memegang palet di tangan kanannya, meskipun ia terus melukis dengan tangan kiri.
Banyak peneliti berasumsi bahwa kelumpuhan tangan kanannya berasal dari stroke atau kontraktur Dupuytren, suatu kondisi yang menyebabkan jari-jari bengkok permanen.
Kedua ilmuwan itu menyimpulkan riset mereka dengan mempelajari lukisan da Vinci dari terkait seniman Lombard abad ke-16 Giovanni Ambrogio Figino.
Gambar itu memperlihatkan bahwa tangan kanan sang pelukis menjauh dari bajunya, seakan dia memakai gendongan, di mana jari-jarinya bengkok.
"Bukannya memperlihatkan gambar tangan berkerut seperti terlihat pada kejang otot pasca-stroke, gambar itu menunjukkan diagnosis alternatif seperti ulnar palsy, umumnya dikenal sebagai tangan cakar," kata Lazzeri dalam laporan itu.
Menurut para ahli Italia itu, kelemahan fisik Leonardo tidak disertai oleh penurunan kognitif.
Namun menurut Lazzeri, gangguan itu mungkin jadi sebab "mengapa dia meninggalkan banyak lukisan yang tidak rampung" bahkan termasuk lukisannya yang paling terkenal, Mona Lisa, selama lima tahun terakhir karirnya sebagai pelukis "sementara dia terus mengajar dan menggambar".
Menurut penelitian lain, yang dilakukan oleh para peneliti Florence Museum dan diterbitkan bulan lalu, Leonardo benar-benar ambidextrous - mampu menulis, menggambar, dan melukis dengan tangan kiri dan tangan kanan, keduanya sama-sama baik.
Temuan ini disimpulkan berdasarkan pada analisis karya-karya pertamanya.
Baca juga: Lukisan Leonardo da Vinci terjual dengan rekor 450,3 juta dolar Amerika Serikat
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019