Doha (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyatakan di Doha, kemarin, masalah program nuklir kontroversial Teheran telah "ditutup" dan negaranya siap menghadapi kemungkinan terakhir. "Masalah nuklir kini telah ditutup. Kami tidak merasa terancam sama sekali dan kami siap menghadapi segala kemungkinan terakhir atau kondisi-kondisi," katanya kepada wartawan melalui seorang penterjemah selama pertemuan puncak tahunan para pemimpin Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Doha, ibukota Qatar. Ahmadinejad adalah presiden pertama Iran yang menghadiri pertemuan negara-negara tetangga kaya penghasil minyak Teluk Arab itu, yang khawatir akan ambisi atom Teheran. Selama pertemuan puncak itu, Ahmadinejad menawarkan untuk menandatangani sebuah pakta keamanan dengan GCC yang mencakup Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE). Negara-negara Barat menuduh Iran menggunakan program pengayaan uraniumnya sebagai selubung untuk membuat senjata atom. Teheran membantah keras tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil. Masyarakat intelijen AS menyatakan, Senin, Iran tampaknya tidak memiliki tekad untuk membuat senjata atom sebesar seperti yang diklaim oleh pemerintah AS selama dua tahun terakhir. Meski demikian, republik Islam itu diperkirakan "tetap membuka pilihan untuk membuat senjata nuklir", menurut temuan-temuan penting yang dibeberkan National Intelligence Estimate, kelompok resmi yang mencakup seluruh 16 badan intelijen AS, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007