Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan membagikan lampu hemat energi secara gratis kepada 35 juta pelanggan PT Perusahaan Listrik negara (PLN), dengan cara menukarkan lampu pijar yang dimilikinya, dalam upaya melakukan penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM). "Kajian kami nanti setiap pelanggan akan mendapatkan tiga lampu hemat energi yang dibagikan secara gratis dengan menunjukkan bukti, atau menggantikan lampu pijarnya," kata Dirut PT PLN Edy Widiono seusai rapat penghematan energi yang dipimpin Wapres M Jusuf Kalla di kantor Wapres Jakarta, Senin. Menurut Edy dengan penggantian lampu pijar ke lampu hemat energi maka akan bisa dihemat BMM sebanyak 0,75 juta kilo liter per tahun atau setara nilainya dengan Rp3,8 triliun pertahun. Selama ini, tambah Edy, telah terjadi pemborosan BBM dengan penggunaan lampu pijar. Dalam setahun, terjadi pemborosan energi listrik sebanyak 4,6 miliar KWH/tahun. Edy menjelaskan angka 4,6 miliar KWH pertahun tersebut dengan perhitungan asumsinya setiap pelanggan memiliki tiga lampu pijar. Menurut hitungan Edy, untuk membagikan sebanyak tiga lampu hemat energi kepada 35 juta pelanggan PT PLN akan dibutuhkan sebanyak 100 juta lampu. Namun, tambahnya dalam rapat tadi Wapres memutuskan akan dibagikan sebanyak 50 juta lampu hemat energi dahulu. "Biaya untuk beli lampu hemat energi tersebut sebesar Rp900 milyar dan dananya dari PT PLN," kata Edy. Edy juga menjelaskan jika program pembagian lampu hemat energi tersebut berjalan dengan baik maka akan ada daya listrik PLN yang tidak terpakai atau berkurang pemakaiannya yang besarnya senilai Rp1,2 triliun. Namun jika dihitung dengan penghematan konsumsi BBM yang ada yakni sebesar Rp3,8 triliun maka masih akan ada keuntungan dari penghematan ini. Hitungannya, tambah Edy , untuk investasi (pembelian lampu) Rp900 miliar dan ditambah potensi kerugian tak digunakannya energi (karena ada penghematan energi) sebesar Rp1.2 trilyun. Sehingga total menjadi Rp2,1 triliun, sedangkan penghematan BBM yang dihasilkan senilai Rp3,8 triliun. "Ini dalam rangka pengamanan APBN 2008. Kalau APBN 2007 sudah aman tak ada masalah," kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Program pembagian lampu hemat energi tersebut, tambah Purnomo merupakan antisipasi atas adanya lonjakan harga minyak dunia yang berada di kisaran 100 dollar AS per barel. Menurut Purnomo, saat ini pemerintah Indonesia masih memiliki waktu satu bulan untuk melakukan langkah-langkah bagi pengamanan APBN 2008. Selain pembagian lampu hemat energi, ada beberapa langkah lain yang disiapkan pemerintah untuk penghematan energi tersebut, antara lain PT PLN diminta menggantikan bahan bakar diesel ke bahan bakar minyak bakar (marine fuel oil/MFO). Program lainnya menyiapkan kebijakan dis-insentif. "Soal Dis-insentif itu, salah satunya yang diusulkan adanya satu batas pemakaian kewajaran dari pelanggan dan kalau sampai pemakaian melebihi batas kewajaran tersebut diberikan dis-insentif misalnya dalam bentuk fiskal atau apa. Tapi ini belum diputuskan," kata Purnomo. Sebelumnya Dirut PT PLN Edy Widiono juga menjelaskan bahwa saat ini terjadi lonjakan pemakaian listrik pada siang hari khususnya di wilayah Jawa Barat. Menurut Edy hal itu terjadi karena beberapa industri tidak lagi menggunakan energi pembangkit listriknya sendiri karena kenaikan BBM dan beralih menggunakan listrik PLN. Dalam satu bulan ini, tambah Edy, terjadi kenaikan penggunaan listrik pada siang hari hingga 300 MW. "Dampaknya menaikkan kebutuhan BBM PT PLN. Jika sistem transmisi tak ditambah suatu ketika nanti tidak mampu. Salah satu caraya dengan penghematan energi melalui lampu hemat energi," katanya. Mengenai kebijakan Dis-insentif, Edy menjelaskan hal itu belum diputuskan dan PT PLN akan mengkonsultasikannya kepada pemerintah. namun Edy menegaskan kebijakan Dis-insentif tersebut rencananya akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2008.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007