London (ANTARA) - Partai Konservatif, yang memerintah di Inggris, perlu terbuka untuk mengadakan kompromi dengan Partai Buruh --yang beroposisi-- agar dapat menyelesaikan keluarnya Inggris dari Uni Eropa setelah kekalahan besar dalam pemilihan-pemilihan lokal pada Kamis, kata Menteri Kesehatan Matt Hancock pada Sabtu.
Partai Konservatif, yang dipimpin Perdana Menteri Theresa May, kehilangan 1.332 kursi di dewan-dewan lokal yang siap dipilih kembali dan Partai Buruh, yang biasanya bertujuan memperoleh ratusan kursi dalam pemungutan suara jangka-menengah, malahan kehilangan 81 kursi.
Banyak pemilih menyampaikan frustrasi atas kegagalan May untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa, hampir tiga tahun setelah negara itu memutuskan meninggalkan blok tersebut melalui referendum.
"Kami perlu mendengarkan hasil-hasil ini dari pemilihan-pemilihan lokal ini yang seperti saya katakan mengenai 'mengirim Brexit'," kata Hancock dalam wawancara dengan radio BBC. "Saya pikir kami perlu mengambil langkah untuk kompromi," tambahnya.
Partai Buruh telah menuntut jaminan mengenai hak-hak para pekerja dan penyatuan bea cukai permanen dengan UE sebagai syarat untuk mendukung perjanjian penarikan dari UE.
Pemerintahan May telah menentang penyatuan bea cukai, lebih menyukai pengaturan lebih longgar yang akan mengizinkan Inggris membuat perjanjian perdagangan sendiri dengan negara-negara di luar UE.
Hancock menyatakan akan ada keinginan lebih besar untuk berkompromi setelah kekalahan-kekalahan dalam pemilihan lokal.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bank sentral Inggris pertahankan suku bunga 0,75 persen
Baca juga: EU: pekan mendatang akan penting bagi perundingan Brexit
Baca juga: Menlu Inggris kepada PM Jepang: kami hindari Brexit tanpa kesepakatan
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019