Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi memastikan hanya satu terduga teroris yang ditembak mati petugas saat terjadi penggerebekan di sebuah ruko di Kampung Pangkalan RT 11/04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (5/4) dini hari.
"Hanya satu pelaku yang tewas ditembak, namun untuk inisialnya kami belum mendapatkan informasi karena penanganan ada di Mabes Polri," kata Kasubag Humas Polrestro Bekasi, AKP Sunardi.
Sunardi menjelaskan, penggerebekan itu dilakukan oleh penyidik dari Detasemen Khusus 88 Anti Teror pada Sabtu (5/4) dini hari. Diduga melawan, salah satu pelaku terpaksa dilumpuhkan petugas.
Sedangkan dua pelaku lagi berhasil kabur menggunakan sepeda motor. Dia memastikan, penembakan terhadap terduga teroris ini sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Penyidik akan melepaskan tembakan bilamana pelaku melawan sehingga membahayakan nyawa petugas.
"Tindakan tegas terukur yang dilakukan penyidik pasti karena ada penyebabnya, yaitu perlawanan dari pelaku. Mengenai (tindakan tegas) itu sudah menjadi standar petugas," kata Sunardi.
Lantaran kasus menjadi kewenangan Mabes Polri, Sunardi juga tidak mengetahui barang bukti yang diamankan oleh petugas Densus. Namun dia memastikan, tidak ada bahan peledak yang tersimpan di ruko tersebut.
"Tadi dicek memang tidak ada bahan peledak dan pelaku yang buron juga tidak membawanya," katanya.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Maryanto (35) mengapresiasi upaya kepolisian dalam menggerebek terduga teroris di permukimannya.
Dia juga mengagumi informasi yang dimiliki kepolisian mengenai kasus ini, padahal warga sendiri tidak mengetahui bahwa bahaya berada di sekitarnya.
"Kami sangat berterima kasih kepada polisi, karena kami yang berada dekat dengan mereka saja tidak tahu bahwa mereka terduga teroris. Bayangkan kalau terjadi sesuatu misalnya ledakan di desa kami, pasti sangat merugikan warga," kata Maryanto.
Dalam kesempatan itu, Maryanto mengajak seluruh elemen masyarakat setempat untuk membantu mencegah perbuatan terorisme. Salah satu caranya dengan melapor ke petugas bila mendapati aktivitas warga baru namun dengan penuh gelagat yang mencurigakan.
"Mungkin warga sebetulnya sudah ada yang curiga karena saat datang keadaan pintu selalu tertutup. Tapi mungkin warga nggak mau terlalu berburuk sangka, jadi tidak terlalu dihiraukan," ujarnya.
Dengan adanya kejadian ini, Maryanto berencana akan mengusulkan kepada perangkat desa untuk mengetatkan pengawasan terhadap pendatang. Bila ada pendatang, pihak RT dan RW maupun kelurahan segera melakukan pendataan demi menekan potensi hal serupa.(KR-PRA).
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019