kegiatan itu merupakan sebuah momentum untuk pelestarian nilai tradisi sekaligus membentengi kencangnya pengaruh kemajuan teknologi terhadap generasi muda di daerah itu

Muntok, Babel (ANTARA) - Ramadhan kesempatan yang ditunggu seluruh umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.

Melalui "laku prihatin" mengendalikan diri dari seluruh hawa nafsu duniawi diharapkan seseorang mampu menjadi manusia baru yang semakin peduli terhadap sesama dan alam semesta.

Kegembiraan menyambut bulan penuh berkah tersebut sudah cukup terasa bagi warga Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam beberapa hari terakhir.

Puluhan pemuda dan pemudi yang tergabung dalam organisasi kepemudaan desa, dalam seminggu terakhir cukup sibuk menyiapkan berbagai kebutuhan dan dekorasi untuk menyemarakkan hajat tahunan berupa tradisi pawai obor.

Berbagai persiapan dilakukan. Selain membuat ribuan obor, panitia bersama warga juga membuat lentera yang dipasang di depan rumah warga dan di sepanjang ruas jalan kampung mereka.

Tradisi tahunan pawai obor yang digelar untuk menyambut Ramadhan sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir dengan pelaksanaan yang semakin meriah karena kian banyak yang terlibat di dalamnya.

Kemeriahan suasana kampung semakin terasa dengan dibangun sebuah taman di tengah kampung yang akan digunakan sebagai lokasi berkumpul warga sambil menunggu saat berbuka puasa.

Berbagai hiasan dari bermacam bahan berpadu unik dan menarik, cukup nyentrik untuk dijadikan objek swafoto sesuai kebutuhan kaum milenial.

Setelah persiapan dinilai cukup pada Jumat (3/5) malam, ribuan warga tumpah ruah di pelataran masjid kampung itu untuk bersama-sama melaksanakan tradisi pawai obor, suatu perarakan warga berjalan kaki keliling kampung membawa obor.

Kegelapan malam berubah menjadi terang benderang begitu ribuan obor warga menyala bersamaan, berjalan mengular keliling kampung diselingi canda tawa penuh suka cita warga.

"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk suka cita kami menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan, sekaligus meningkatkan jalinan silaturahim," kata Ketua Ikatan Muda Mudi Dayabaru, Friffy Roy .

Kegiatan tahunan itu mendapatkan perhatian masyarakat Kabupaten Bangka Barat yang berjajar di pinggir jalan yang dilalui para peserta pawai.

Sektor Wisata
Kegiatan pawai obor menjelang Ramadhan yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir, selain untuk meningkatkan jalinan silaturahim juga diharapkan bisa memberikan sumbangsih bagi daerah dalam membangun sektor pariwisata.

"Kegiatan pawai obor yang cukup unik dan menarik itu cukup potensial untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bangka Barat," kata Asisten I Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bangka Barat M Soleh.

Selain menggelar pawai obor, warga secara swadaya menghias halaman rumah dan tepi jalan dengan ribuan lentera merupakan salah satu bukti keseriusan warga dalam membangun kampungnya.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten diminta berperan langsung dalam melestarikan tradisi itu, salah satunya dengan memfasilitasi pengemasan kegiatan dengan baik dan membantu promosi.

Momentum menyambut datangnya Bulan Puasa Ramadhan di Kampung Dayabaru, Muntok cukup unik dan jarang ditemukan di daerah lain.

"Upayakan kegiatan ini ada rekaman videonya, unggah ke media sosial agar bisa lebih dikenal," ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Suwito berjanji mengupayakan kegiatan itu agar bisa berlangsung lebih meriah dan menarik wisatawan.

"Kami siap membantu masyarakat agar ke depan lebih maju, terutama dalam simultan bantuan dana kegiatan," katanya.

Suwito menyarankan ke depan agar acara lebih meriah, panitia bisa mengundang perwakilan dari seluruh kecamatan di daerah itu untuk mengirimkan perwakilan dan terlibat dalam pawai.

"Kami menyambut baik pelaksanaan tradisi itu, kegiatan itu merupakan sebuah momentum untuk pelestarian nilai tradisi sekaligus membentengi kencangnya pengaruh kemajuan teknologi terhadap generasi muda di daerah itu," ujarnya.

Terasa
Kemeriahan menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan sudah terasa sejak Selasa (30/4) bersamaan dengan hari pertama pelaksanaan rapat pleno rekapitulasi hasil pemungutan suara Pemilu 2019 yang digelar di Gedung KPU Kabupaten Bangka Barat.

Di lapangan yang berada di seberang jalan, tepatnya di depan Kantor KPU Kabupaten Bangka Barat, sekitar 1.000 warga berkumpul untuk mengikuti pawai ta'aruf yang dilaksanakan pemerintah daerah bersama warga guna menyambut datangnya Ramadhan 1440 Hijriah.

Pawai ta'aruf sambut Ramadhan, kegiatan tahunan warga Muntok. (ANTARA/Donatus D.P.)

Ingar bingar, silang pendapat, dan memanasnya suhu politik di dalam gedung penyelenggara pemilu tersebut seakan menghilang berganti suasana suka cita warga menyambut datangnya bulan suci, bulan penuh berkah.

"Selain menyemarakkan datangnya Ramadhan, kegiatan tahunan ini juga sebagai salah satu syiar Islam," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat Yunan Helmi.

Ribuan warga yang berpartisipasi dalam kegiatan dan memenuhi pinggir jalan yang dilewati para peserta arak-arakan cukup antusias dengan berbagai atraksi yang ditampilkan.

Hiasan warna-warni dengan berbagai bentuk bertemakan ajaran Islam menghiasi peserta dan atribut yang dibawa.

"Kami berharap kegiatan ini terus berkembang, semakin menarik dan mampu mengingatkan masyarakat, terutama anak-anak akan datangnya Bulan Ramadhan," kata dia.

Pawai ta'aruf dengan menyusuri sejumlah ruas jalan di dalam Kota Muntok, diikuti 47 kelompok peserta, terdiri atas kelompok TK tiga sekolah, PAUD tiga kelompok, TKA BKPRMI delapan sekolah, SD 11 sekolah, SMP sembilan sekolah, SMA enam sekolah, dan kelompok LSM/majelis/umum tujuh regu.

Selain menyanyikan sejumlah lagu Islami, para peserta juga menampilkan berbagai hasil kreasi warna-warni dengan tema Ramadhan.

Jumlah peserta setiap tahun semakin bertambah dan peragaan atraksi yang ditampilkan cukup menyentuh, menggugah, dan mengajak warga untuk bersama-sama bersuka cita menyambut Ramadhan.

Dalam arak-arakan berjalan kaki yang menempuh jarak sekitar tujuh kilometer keliling Kota Muntok tersebut, tampak puluhan personel Polres Bangka Barat mengatur lalu lintas agar tidak macet.

Di beberapa simpang jalan yang dilalui peserta pawai, tampak personel hadir melakukan rekayasa lalu lintas demi keselamatan para peserta pawai dan warga yang menonton kegiatan tahunan tersebut.

"Kami melakukan pengamanan untuk memberikan rasa nyaman kepada seluruh peserta, warga dan para pengemudi sekaligus mengurangi risiko terjadinya kecelakaan," kata Kepala Bagian Operasi Polres Bangka Barat Kompol Pebriandi Haloho.

Dalam rombongan peserta pawai, tampak berpartisipasi regu drumband dari TK Santa Maria Muntok yang cukup mencuri perhatian penonton dan bisa dijadikan klimaks pesan yang ingin disampaikan melalui kegiatan itu.

Membangun toleransi, memupuk persatuan sesama anak bangsa bisa dilakukan dengan langkah kecil namun nyata.

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019