Namun belum banyak perusahaan yang memperhatikan dan menyadari pentingnya vaksinasi. Banyak yang mempunyai anggapan bahwa vaksinasi hanya 'boros-borosin' biaya,Yogyakarta (ANTARA) - Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupansi Indonesia(Perdoki) mendorong seluruh penjamah makanan yang terdiri atas juru masak, juru saji makanan, serta petugas kithen di perhotelan dan restoran menjalani vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit melalui makanan.
"Pemberian vaksinasi bagi penjamah makanan dapat dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan agar penjamah makanan tidak menjadi sumber infeksi," kata Ketua Umum Perdoki Nusye E. Zamsiar saat jumpa pers tentang Rekomendasi Vaksinasi Demam Tifoid dan Hepatitis A Kepada Masyarakat di Yogyakarta, Sabtu.
Menurutnya, beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan (foodborne disease) yakni demam tifoid dan hepatitis A. Oleh sebab itu, apabila ada penjamah makanan yang terjangkit penyakit tersebut maka selain bisa menularkan penyakit ke keluarganya juga dapat menularkan ke konsumen makanan yang ia olah.
"Namun belum banyak perusahaan yang memperhatikan dan menyadari pentingnya vaksinasi. Banyak yang mempunyai anggapan bahwa vaksinasi hanya 'boros-borosin' biaya," tambah dia.
Padahal, lanjut Nusye dengan mengabaikan vaksinasi, khususnya bagi perusahaan di bidang makanan seperti restoran bisa berdampak pembengkakan biaya yang lebih besar. Dengan adanya pekerja yang menderita penyakit maka akan menurunkan produktivitas perusahaan. "Selain itu juga berisiko menularkan penyakit ke konsumen," sebut dia.
Ia mengatakan pemberian vaksinasi pada penjamah makanan penting dalam upaya pencegahan, namun upaya keamanan (food safety) tetap harus dilaksanakan seperti higiene dan sanitasi perorangan dan lingkungan serta penerapan Analisa Bahaya dan Titik Kendali Kritis (ABTKK).
Kendati tidak menjamin kekebalan tubuh 100 pesen, menurut dia vaksinasi hepatitis A dan tipus memiliki efektivitas memberikan kekebalan tubuh mencapai 80 persen terhadap penyakit tersebut.
"Walaupun sudah vaksinasi jangan terua teledor dengan tidak lagi memperhatikan higiene dan sanitasi," lanjut dia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gatot Saptadi juga sependapat bahwa selain melalui pola hidup bersih dan sehat (PHBS) pencegahan penularan penyakit seperti demam tifoid dan hepatitis A dapat ditempuh dengan memberikan vaksinasi atau imunisasi kepada penjamah makanan di berbagai restoran di DIY.
"Salah satu upaya mengatasi penularan penyakit tersebut dengan upaya higiene, sanitasi, dan pemberian imunisasi bagi penjamah makanan agar penjamah makanan tidak menjadi sumber infeksi," kata dia.
Gatot menyebutkan berdasarkan Dinas Kesehatan DIY kasus demam tifoid di DIY pada 2019 hingga minggu ke-16 tercatat sebanyak 3.231 kasus dan kasus hepatitis A sebanyak 80 kasus. "Dari gambaran kasus tersebut, demam tifoid serta hepatitis A perlu pencehahan melalui upaya hidup bersih dan sehat serta imunisasi terhadap penjamah makanan," tambah dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019